LONDON, KOMPAS.com – Seorang pria di Inggris meludahi sopir bus ketika di negara tersebut tengah mengalami gelombang ketiga Covid-19.
Melansir Daily Mail, insiden tersebut terjadi pada 13 Februari. Tersangka bernama Michael Aidoo (44).
Mulanya, Aidoo menolak membayar ongkos ketika hendak naik bus di Queens Road di Peckham, London, Inggris.
Baca juga: Bocah 6 Tahun Temukan Fosil Saat Inggris Masih Tenggelam, Begini Bentuknya...
Aidoo mencoba berjalan melewati sopir dan ketika ditegur karena tidak membayar ongkos, Aidoo malah menjadi kasar.
Rekaman CCTV menunjukkan, Aidoo membuka maskernya dan meludah ke arah sopir sebelum akhirnya turun dari bus.
Beruntungnya, ada kaca pembatas yang dipasang di sisi sopir. Sehingga, ludah Aidoo menempel di kaca tersebut dan tidak mengenai sopir.
Baca juga: Kisah Perang: Krisis Suez dan Balasan atas Kemaruknya Inggris
Si sopir lantas mengambil ludah tersebut menggunakan kapas dan menyerahkan sampel itu kepada polisi di Kantor Polisi Lewisham.
Polisi lalu menganailisis sampel tersebut dan rupanya cocok dengan DNA Aidoo.
Setelah itu, Aidoo ditangkap pada 24 Maret dan diadili di Pengadilan Croydon Magistrates pada Kamis (1/4/2021).
Baca juga: Pesawat Rusia Terbang Mendekat, Inggris Kerahkan Jet Tempur
Dalam pengadilan itu, dia mengaku bersalah atas dakwaan penyerangan. Aidoo lantas dijatuhi hukuman penjara selama 18 pekan.
Di pengadilan, Aidoo, mengaku tidak memiliki alamat tetap. Dia juga diperintahkan untuk membayar denda tambahan senilai 128 poundsterling (Rp 2,5 juta).
Sersan Detektif Ian Beattie mengatakan, insiden tersebut merupakan tindakan yang menjijikkan kepada pekerja penting.
Pasalnya, para pekerja penting seperti sopir memberikan layanan yang penting selama lockdown di Inggris.
Baca juga: Seorang Wanita Mengaku Selingkuhan PM Inggris Selama 4 Tahun
Dia menambahkan, peludahan terhadap sopir sama sekali tidak dapat diterima.
“Dan adalah benar bahwa Aidoo telah diberi hukuman tahanan untuk mencerminkan keseriusan penegakan pelanggaran ini,” kata Beattie.
Beattie menambahkan, meludahi orang merupakan tindakan tercela apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini.
“Kami tidak akan menoleransi perilaku seperti itu,” sambung Beattie.
Baca juga: Inggris: Varian Baru Virus Corona Afrika Selatan 30 Persen Kurangi Keefektifan Vaksin
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.