Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2021, 07:18 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Daily Mail

LONDON, KOMPAS.com – Seorang pria di Inggris meludahi sopir bus ketika di negara tersebut tengah mengalami gelombang ketiga Covid-19.

Melansir Daily Mail, insiden tersebut terjadi pada 13 Februari. Tersangka bernama Michael Aidoo (44).

Mulanya, Aidoo menolak membayar ongkos ketika hendak naik bus di Queens Road di Peckham, London, Inggris.

Baca juga: Bocah 6 Tahun Temukan Fosil Saat Inggris Masih Tenggelam, Begini Bentuknya...

Aidoo mencoba berjalan melewati sopir dan ketika ditegur karena tidak membayar ongkos, Aidoo malah menjadi kasar.

Rekaman CCTV menunjukkan, Aidoo membuka maskernya dan meludah ke arah sopir sebelum akhirnya turun dari bus.

Beruntungnya, ada kaca pembatas yang dipasang di sisi sopir. Sehingga, ludah Aidoo menempel di kaca tersebut dan tidak mengenai sopir.

Baca juga: Kisah Perang: Krisis Suez dan Balasan atas Kemaruknya Inggris

Si sopir lantas mengambil ludah tersebut menggunakan kapas dan menyerahkan sampel itu kepada polisi di Kantor Polisi Lewisham.

Polisi lalu menganailisis sampel tersebut dan rupanya cocok dengan DNA Aidoo.

Setelah itu, Aidoo ditangkap pada 24 Maret dan diadili di Pengadilan Croydon Magistrates pada Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Pesawat Rusia Terbang Mendekat, Inggris Kerahkan Jet Tempur

Dalam pengadilan itu, dia mengaku bersalah atas dakwaan penyerangan. Aidoo lantas dijatuhi hukuman penjara selama 18 pekan.

Di pengadilan, Aidoo, mengaku tidak memiliki alamat tetap. Dia juga diperintahkan untuk membayar denda tambahan senilai 128 poundsterling (Rp 2,5 juta).

Sersan Detektif Ian Beattie mengatakan, insiden tersebut merupakan tindakan yang menjijikkan kepada pekerja penting.

Pasalnya, para pekerja penting seperti sopir memberikan layanan yang penting selama lockdown di Inggris.

Baca juga: Seorang Wanita Mengaku Selingkuhan PM Inggris Selama 4 Tahun

Dia menambahkan, peludahan terhadap sopir sama sekali tidak dapat diterima.

“Dan adalah benar bahwa Aidoo telah diberi hukuman tahanan untuk mencerminkan keseriusan penegakan pelanggaran ini,” kata Beattie.

Beattie menambahkan, meludahi orang merupakan tindakan tercela apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini.

“Kami tidak akan menoleransi perilaku seperti itu,” sambung Beattie.

Baca juga: Inggris: Varian Baru Virus Corona Afrika Selatan 30 Persen Kurangi Keefektifan Vaksin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Global
Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Global
Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Internasional
48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

Global
Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Global
Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Global
UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

Global
Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Global
6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

Internasional
PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

Global
Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Global
BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

Global
Biden: Kalau Trump Tak Maju ke Pilpres AS 2024, Saya Mungkin Juga Tidak

Biden: Kalau Trump Tak Maju ke Pilpres AS 2024, Saya Mungkin Juga Tidak

Global
Tantangan di Natuna Utara: Potensi Konflik Reklamasi Pulau Vietnam

Tantangan di Natuna Utara: Potensi Konflik Reklamasi Pulau Vietnam

Global
Takut Meninggal Sendirian di Rumah, Nenek Berkecukupan Ini Pilih 'Menggelandang' di Pusat Kota

Takut Meninggal Sendirian di Rumah, Nenek Berkecukupan Ini Pilih "Menggelandang" di Pusat Kota

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com