Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersaksi di Sidang George Floyd, Petugas Damkar: Saya Dilarang Menolong

Kompas.com - 01/04/2021, 11:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINNEAPOLIS, KOMPAS.com - Sidang George Floyd untuk mengadili Derek Chauvin pada Rabu (31/3/2021) menghadirkan berbagai saksi, salah satunya Genevieve Hansen.

Hansen adalah petugas pemadam kebakaran (damkar) dan tenaga medis darurat (EMT) Minneapolis yang sedang tidak bertugas, dan kebetulan melintas di area penangkapan George Floyd.

Hansen bercerita, dia mengidentifikasi dirinya sebagai petugas damkar ke polisi di TKP, karena melihat ada yang membutuhkan pertolongan medis.

Baca juga: Sidang Kasus George Floyd Dimulai, Video Dirinya Sekarat Diputar

"Dia tidak bergerak dan diborgol," kata wanita berusia 27 tahun tersebut dikutip dari AFP.

Hansen bersaksi mengenakan seragam petugas pemadam kebakaran putih dengan dasi hitam.

Ia berkata, seorang polisi melarangnya menolong dan membuat Hansen sangat khawatir.

"Saya sangat ingin menolong dan tidak mendapatkan akses," katanya.

"Saya tidak tahu apakah Anda pernah melihat seseorang terbunuh, tetapi itu sangat menyakitkan."

Baca juga: Sidang Kasus George Floyd, Kasir Toko Menyesal Terima Uang dari Korban

Saksi lain di sidang George Floyd berkata, dia menelepon 911 setelah pria Afro-Amerika itu pingsan dan dibawa dengan ambulans.

"Saya yakin saya menyaksikan pembunuhan," kata Donald Williams (33) seorang instruktur bela diri. "Saya tidak tahu harus berbuat apa lagi."

Williams melanjutkan, George Floyd sudah dalam bahaya ketika dia tiba di TKP.

"Anda bisa melihat dia mencoba menghirup udara, mencoba bernapas. Anda bisa melihat matanya perlahan berputar ke belakang kepalanya."

Williams menerangkan, George Floyd dibekuk oleh Chauvin dalam blood choke yang digunakan dalam gulat atau bela diri.

Baca juga: Perekam Video George Floyd Menangis di Sidang, Minta Maaf Tak Bisa Membantu

Kesaksian lainnya di sidang George Floyd

Selain kedua orang tersebut, saksi lain di sidang kasus George Floyd kemarin adalah kasir toko dan perekam video.

Christopher Martin yang bekerja sebagai kasir di Cup Foods, berkata jika dia tidak menerima uang palsu 20 dollar AS (Rp 290.000) dari George Floyd, mungkin akhir ceritanya tidak akan seperti ini.

Martin mengaku, dia tahu uang kertas itu palsu tapi tetap menerimanya.

"Saya pikir George tidak benar-benar tahu bahwa itu uang palsu," ucap Martin. "Aku berpikir akan membantunya."

"Saya berencana menaruhnya di tab," katanya yang berarti pembayaran George Floyd akan dipotong dari gajinya. "Saya menawarkan untuk membayarnya."

Martin melanjutkan, dia memberitahu manajer toko tentang uang palsu itu dan si bos lalu menelepon polisi.

Baca juga: Bukti Baru Ungkap Kata Terakhir George Floyd Sebelum Tewas

Kemudian Darnella Frazier (18) remaja yang merekam insiden itu mengungkap penyesalannya karena tak bisa berbuat banyak.

"Saya memiliki ayah kulit hitam. Saya punya saudara laki-laki kulit hitam," kata Frazier sambil menangis di pengadilan. "Mereka bisa saja salah satunya."

"Semalaman saya begadang meminta maaf dan terus meminta maaf kepada George Floyd, karena tidak berbuat lebih banyak dan tidak membantu secara fisik dan tidak menyelamatkan hidupnya," sesalnya di sidang George Floyd.

Baca juga: Sebulan Usai George Floyd Tewas, Ini 5 Perubahan yang Terjadi di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com