Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Kemungkinan Kebocoran Laboratorium Tidak Bisa Dikesampingkan

Kompas.com - 31/03/2021, 08:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

JENEWA KOMPAS.com - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk secara meyakinkan mengesampingkan teori bahwa Covid-19 muncul dari laboratorium Wuhan di China.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, meski kebocoran laboratorium dalam laporan WHO digolongkan sebagai kemungkinan paling kecil menjadi asal usul Covid-19, penelitian yang lebih ekstensif diperlukan.

Virus itu pertama kali terdeteksi di Wuhan, di provinsi Hubei China pada akhir 2019.

Pemerintah China telah menepis tuduhan kebocoran virus.

Sejak novel coronavirus pertama kali diidentifikasi, lebih dari 2,7 juta orang diketahui telah meninggal karenanya, dengan lebih dari 127 juta kasus di seluruh dunia.

Baca juga: 14 Negara Menyatakan Kekhawatiran Atas Studi WHO tentang Asal Usul Covid-19 di Wuhan

Sebuah tim ahli internasional WHO melakukan perjalanan ke Wuhan pada Januari untuk menyelidiki asal-usul virus. Penelitian mereka hanya mengandalkan sampel dan bukti yang diberikan oleh pejabat China.

Tedros mengatakan tim mengalami kesulitan mengakses data mentah dan menyerukan "pemberian data yang lebih tepat waktu dan komprehensif" di masa depan.

Tim menyelidiki semua kemungkinan, termasuk satu teori bahwa virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan. Institut ini adalah otoritas terkemuka dunia dalam pengumpulan, penyimpanan, dan studi virus corona kelelawar.

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump termasuk di antara mereka yang mendukung teori bahwa virus mungkin telah lolos dari laboratorium.

Tetapi sebuah laporan penyelidikan WHO di Wuhan bersama ahli China yang dirilis pada Selasa (30/3/2021), mengatakan penjelasan kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin, dan virus mungkin telah berpindah dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara lainnya.

Baca juga: Asal Usul Covid-19: WHO Mengaku Tim di Wuhan Kesulitan dapat Akses Data dari China

Namun teori tersebut "membutuhkan penyelidikan lebih lanjut, termasuk dengan misi tambahan yang melibatkan ahli spesialis," kata Dr Tedros pada Selasa (30/3/2021) melansir BBC.

"Izinkan saya mengatakan dengan jelas bahwa selama masih menjadi kekhawatiran WHO, semua hipotesis tetap di atas meja," tambahnya.

China telah membantah klaim tersebut dan mengatakan meskipun Wuhan adalah tempat kelompok kasus pertama terdeteksi, belum tentu dari mana virus itu berasal.

Media pemerintah mengklaim bahwa virus itu mungkin telah tiba di Wuhan melalui impor makanan beku.

Negara ini sebagian besar telah mengendalikan wabahnya sendiri, melalui pengujian massal yang cepat, penguncian yang ketat, dan pembatasan perjalanan yang ketat.

Baca juga: Laporan WHO di Wuhan: Asal Usul Covid-19 dari Kontaminasi Makanan Beku Kemungkinannya “Sangat Kecil”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com