Raja Ramses II, juga dikenal sebagai Ramses Agung, adalah penguasa Mesir kuno yang paling kuat dan termasyhur. Dia dikenal oleh penerusnya sebagai "Leluhur Agung.”
Beberapa ekspedisi militer yang dipimpinnya berhasil memperluas Kekaisaran Mesir, yang membentang dari Suriah di timur hingga Nubia di selatan.
Ramses adalah firaun ketiga dari Dinasti ke-19 Mesir, dan memerintah dari 1279 hingga 1213 SM.
Dia dikenang terutama karena perintahnya untuk membuat patung-patung kolosal dan untuk program pembangunan masifnya.
Sejarawan dan penulis Mesir, Bassam El-Shammaa, juga menolak rumor kutukan firaun yang beredar. Menurutnya frasa dan bentuk yang diukir di dinding kuil hanya mengekspresikan imajinasi orang Mesir kuno.
Berdasarkan keterangannya, beberapa mumi berjamur, sehingga menyebabkan penumpukan bakteri di dinding makam. Ini dapat menyerang sistem pernapasan dan berakibat fatal.
El-Shammaa juga setuju dengan Hawass tentang teori kematian arkeolog masa lalu di lokasi makan kuno.
Menurutnya, peti mati bisa mengeluarkan amonia, mengakibatkan luka bakar pada mata dan hidung, radang paru-paru, dan terkadang kematian.
El-Shammaa juga menjelaskan bagaimana kotoran kelelawar yang ditemukan di dalam kuburan membawa jamur, yang bisa membawa penyakit pernapasan yang mirip dengan influenza.
Baca juga: Kecelakaan Kereta Api Tewaskan 32 Orang, Presiden Mesir Keluarkan Ancaman
Legenda soal “Kutukan Firaun” muncul setelah kematian lebih dari 20 orang yang bekerja untuk mengungkap rahasia makam Tutankhamun pada 1922.
Arkeolog Inggris Howard Carter, dipekerjakan oleh Lord Carnarvon, menemukan makam raja bocah Tutankhamun.
Temuan ini memicu minat yang tinggi akan segala hal tentang Mesir Kuno.
Dan itu juga menimbulkan spekulasi gila bahwa, dengan “mengganggu” tempat peristirahatan firaun, Carter telah melepaskan kutukan yang akan mengikuti semua yang terkait dengan penyerbuan kamar Raja Tut di Lembah Para Raja.
Sejumlah peristiwa menimbulkan kehebohan pemberitaan dan memunculkan apa yang disebut “Kutukan Para Firaun.”
Pertama, kemunculan seekor kobra, simbol monarki Mesir, masuk ke sangkar burung Carter dan membunuh burung kenari milik sang arkeolog itu.
Kemudian, kematian Lord Carnarvon yang disebut karena gigitan nyamuk, yang kemudian terinfeksi dan menimbulkan keracunan pada darahnya.
Arthur Conan Doyle, pencipta kisah fiksi Sherlock Holmes, menyatakan kematian Lord Carnarvon disebabkan oleh “kekuatan spiritual” pendeta Tutankhamun, untuk menjaga makam kerajaan. Kisah ini semakin memicu minat pemberitaan selanjutnya.
Baca juga: Kapal Ever Given yang Sumbat Terusan Suez Terbebas, Warga: Puji Tuhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.