Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milisi Serang Kota di Mozambik, Pantai Dipenuhi Mayat Tanpa Kepala

Kompas.com - 29/03/2021, 12:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

PALMA, KOMPAS.com - Puluhan orang tewas dalam serangan yang dilakukan sekelompok milisi di Palma, kota kawasan utara Mozambik.

Omar Saranga, juru bicara kementerian pertahanan mengungkapkan, terbaru tujuh orang ditembak mati saat mencoba keluar dari hotel.

Adapun ratusan orang lainnya, baik itu warga lokal maupun warga negara asing, dilaporkan berhasil selamat.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi pada Kelompok ISIS di Mozambik dan Kongo

Sejak Rabu (24/3/2021), kota Palma diserang oleh kelompok milisi yang disebut berhubungan dengan ISIS.

Saksi mata mengungkapkan, pantai dipenuhi mayat tanpa kepala saat dia bersembunyi sembari menunggu kapal guna diselamatkan.

Situs pelacak lalu lintas maritim melaporkan, banyak kapal berlalu lalang di sekitar Palma hingga Pelabuhan Pemba.

Sebabnya, banyak warga setempat berusaha mengungsi baik menumpang kapal kargo, kapal penumpang, hingga kapal penarik.

Apa yang diketahui soal penyelamatan tersebut?

Salah satu kontraktor mengungkapkan, warga yang melarikan diri bersembunyi di pantai sejak Jumat (26/3/2021).

Baca juga: Cerita Ibu di Mozambik Melahirkan Saat Diburu Ekstremis

Mereka menunggu semalaman hingga datang kapal yang menyelamatkan mereka keesokan harinya, atau Sabtu (27/3/2021).

Si kontraktor menuturkan, lebih banyak operasi penyelamatan terjadi di mana kapal bakal kembali Minggu (28/3/2021).

Dilansir BBC Senin (29/3/2021), operasi tersebut dikoordinasi oleh warga sipil yang bekerja di Palma.

"Mereka-lah pahlawan dalam keseluruhan operasi. Hingga larut malam, mereka berkoordinasi menjangkau pengungsi dan membawa mereka ke tempat aman," jelas si kontraktor.

Sumber yang tahu soal operasi itu kepada AFP berujar, kapal berisi 1.400 orang berlabuh di pelabuhan Pemba, 250 km di selatan Palma.

Organisasi kemanusiaan mengemukakan, kapal yang ukurannya lebih kecil bakal datang setidaknya Senin pagi waktu setempat.

Baca juga: ISIS Penggal dan Mutilasi 50 Orang di Lapangan Sepak Bola Mozambik

Seperti apa situasi di Palma?

Jumlah sebenarnya korban tewas di Palma, kota berpopulasi 75.000 di Provinsi Cabo Delgado, masih belum diketahui.

Kolonel Lionel Dyke menerangkan, pantai hingga sejumlah titik di kota dipenuhi mayat tanpa kepala maupun yang masih utuh.

Adapun Kolonel Dyke adalah pemilik perusahaan swasta Dyck Advisory Group, yang berkoordinasi dengan polisi Mozambik di sana.

Kelompok milisi tersebut disebut sudah menguasai seluruh kota, yang kebenarannya belum terverifikasi mengingat komunikasi terputus total.

Saat kelompok itu menyerang pada Rabu, mereka menargetkan pertokoan, bank, hingga barak militer.

Baca juga: Namanya Dicatut dalam Ledakan Lebanon, Begini Bantahan Mozambik

Kota itu dekat dengan lokasi proyek pengeboran gas alam yang dikelola oleh perusahaan asal Perancis Total.

Lebih dari 100 warga dan pekerja mengungsi ke Hotel Amarula Palma. Beberapa berusaha untuk melarikan diri.

Setidaknya ada 20 orang yang dilaporkan berhasil selamat menggunakan helikopter. Namun, tak jarang yang disergap saat keluar hotel.

Kawasan utara Mozambik sudah menjadi daerah konflik buntut pemberontakan yang berlangsung sekitar empat tahun lalu.

Milisi yang berafiliasi dengan ISIS ditengarai jadi dalang konflik di Cabo Delgado, yang didominasi Muslim.

Serangan yang dilakukan teroris itu sudah membunuh lebih dari 2.500 orang, dan menyebabkan 700.000 lainnya kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: ISIS Penggal Tiga Kakak Beradik Pekerja Medis di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com