PALMA, KOMPAS.com - Puluhan orang tewas dalam serangan yang dilakukan sekelompok milisi di Palma, kota kawasan utara Mozambik.
Omar Saranga, juru bicara kementerian pertahanan mengungkapkan, terbaru tujuh orang ditembak mati saat mencoba keluar dari hotel.
Adapun ratusan orang lainnya, baik itu warga lokal maupun warga negara asing, dilaporkan berhasil selamat.
Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi pada Kelompok ISIS di Mozambik dan Kongo
Sejak Rabu (24/3/2021), kota Palma diserang oleh kelompok milisi yang disebut berhubungan dengan ISIS.
Saksi mata mengungkapkan, pantai dipenuhi mayat tanpa kepala saat dia bersembunyi sembari menunggu kapal guna diselamatkan.
Situs pelacak lalu lintas maritim melaporkan, banyak kapal berlalu lalang di sekitar Palma hingga Pelabuhan Pemba.
Sebabnya, banyak warga setempat berusaha mengungsi baik menumpang kapal kargo, kapal penumpang, hingga kapal penarik.
Salah satu kontraktor mengungkapkan, warga yang melarikan diri bersembunyi di pantai sejak Jumat (26/3/2021).
Baca juga: Cerita Ibu di Mozambik Melahirkan Saat Diburu Ekstremis
Mereka menunggu semalaman hingga datang kapal yang menyelamatkan mereka keesokan harinya, atau Sabtu (27/3/2021).
Si kontraktor menuturkan, lebih banyak operasi penyelamatan terjadi di mana kapal bakal kembali Minggu (28/3/2021).
Dilansir BBC Senin (29/3/2021), operasi tersebut dikoordinasi oleh warga sipil yang bekerja di Palma.
"Mereka-lah pahlawan dalam keseluruhan operasi. Hingga larut malam, mereka berkoordinasi menjangkau pengungsi dan membawa mereka ke tempat aman," jelas si kontraktor.
Sumber yang tahu soal operasi itu kepada AFP berujar, kapal berisi 1.400 orang berlabuh di pelabuhan Pemba, 250 km di selatan Palma.
Organisasi kemanusiaan mengemukakan, kapal yang ukurannya lebih kecil bakal datang setidaknya Senin pagi waktu setempat.
Baca juga: ISIS Penggal dan Mutilasi 50 Orang di Lapangan Sepak Bola Mozambik
Jumlah sebenarnya korban tewas di Palma, kota berpopulasi 75.000 di Provinsi Cabo Delgado, masih belum diketahui.
Kolonel Lionel Dyke menerangkan, pantai hingga sejumlah titik di kota dipenuhi mayat tanpa kepala maupun yang masih utuh.
Adapun Kolonel Dyke adalah pemilik perusahaan swasta Dyck Advisory Group, yang berkoordinasi dengan polisi Mozambik di sana.
Kelompok milisi tersebut disebut sudah menguasai seluruh kota, yang kebenarannya belum terverifikasi mengingat komunikasi terputus total.
Saat kelompok itu menyerang pada Rabu, mereka menargetkan pertokoan, bank, hingga barak militer.
Baca juga: Namanya Dicatut dalam Ledakan Lebanon, Begini Bantahan Mozambik
Kota itu dekat dengan lokasi proyek pengeboran gas alam yang dikelola oleh perusahaan asal Perancis Total.
Lebih dari 100 warga dan pekerja mengungsi ke Hotel Amarula Palma. Beberapa berusaha untuk melarikan diri.
Setidaknya ada 20 orang yang dilaporkan berhasil selamat menggunakan helikopter. Namun, tak jarang yang disergap saat keluar hotel.
Kawasan utara Mozambik sudah menjadi daerah konflik buntut pemberontakan yang berlangsung sekitar empat tahun lalu.
Milisi yang berafiliasi dengan ISIS ditengarai jadi dalang konflik di Cabo Delgado, yang didominasi Muslim.
Serangan yang dilakukan teroris itu sudah membunuh lebih dari 2.500 orang, dan menyebabkan 700.000 lainnya kehilangan tempat tinggal.
Baca juga: ISIS Penggal Tiga Kakak Beradik Pekerja Medis di Afghanistan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.