Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[OBITUARI] Nawal El Saadawi, Feminis Mesir Terkenal yang Berani Mendobrak Tabu

Kompas.com - 22/03/2021, 12:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com - Nawal El Saadawi yang merupakan pujangga legendaris di Mesir, meninggal dunia dalam usia 89 tahun di Kairo pada Minggu (21/3/2021) karena sakit.

Mengutip artikel Kompas TV, Menteri Kebudayaan Mesir Inas Abdel-Dayem turut berduka atas meninggalnya Nawal El Saadawi.

Ia mengatakan, tulisan Nawal El Saadawi telah menciptakan gerakan intelektual yang hebat di Mesir dan di dunia.

Baca juga: Reruntuhan Peninggalan Kristen Kuno Ditemukan di Mesir, Ini Isinya

Semasa hidupnya, wanita kelahiran Kafr Tahlah, Mesir, 27 Oktober 1931, ini juga dikenal sebagai feminis terkenal, psikiater, novelis, jurnalis, dan etnografer.

Buku-buku terpopuler yang pernah ditulis Nawal El Saadawi antara lain Perempuan di Titik NolPerjalananku Mengelilingi Dunia, dan Walking Through Fire.

Melansir laman MirMagz pada Senin (22/3/2021), karya-karya Nawal El Saadawi berisi pemikiran feminisnya yang "radikal".

Nawal El Saadawi telah menerbitkan karya tulisannya kurang lebih sebanyak 27 buku, yang secara umum mencerminkan kehidupan sosial masyarakat perempuan Arab, khususnya Mesir.

Atmosfer yang diangkat Nawal El Saadawi dalam karya-karyanya meliputi hak-hak perempuan, seksualitas, serta kesamaan derajat. Hal-hal yang umumnya dianggap tabu oleh masyarakat Islam terlebih di Mesir.

Karya-karyanya sempat dianggap terlalu berbahaya dan mencemarkan pemikiran perempuan di masanya. Oleh karena dinilai kontroversial, banyak karyanya yang dimusnahkan di negaranya sendiri, mirip dengan yang dialami Pramoedya Ananta Toer pada rezim Soeharto.

Baca juga: Mengenang Perjalanan Hidup Pramoedya Ananta Toer...

Karya pertamanya berjudul Women and Sex muncul kembali setelah hampir dua dekade mendekam di Mesir karena argumen feminis yang dikemukakannya.

Buku tersebut dilarang oleh otoritas politik dan agama di Mesir, karena menentang Female Genital Mutilation atau sunat kelamin perempuan serta masalah seksual dan penindasan.

Tekadnya untuk mengungkapkan ketidakadilan di negaranya selalu ia kobarkan, seperti yang tertuang dalam pernyataannya dalam Memoirs from the Women’s Prison,

Ia menulisnya di gulungan tisu toilet dan pensil alis yang didapat dari seorang perempuan muda di bangsal pelacur, saat dipenjara oleh pemerintahan Sadat pada September 1981.

Sebagai feminis, Nawal pantang menyerah memperjuangkan pemikirannya. Contohnya saat ia menerbitkan memoarnya, Nawal mengungkapkan betapa dirinya lebih memilih menempuh hidup yang sulit dan mungkin penuh teror dari pada menyerah begitu saja pada rezim.

Baca juga: Mengenang NH Dini, Sastrawan Feminis yang Peduli dengan Pendidikan Anak

The New York Times mewartakan, pada awal usianya yang ke-80 Nawal El Saadawi menceraikan Hetata, suami ketiganya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com