Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Myanmar Blokade dan Gerebek Rumah-rumah Warga, PBB Beri Peringatan

Kompas.com - 09/03/2021, 10:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - PBB telah mengimbau junta militer Myanmar untuk membebaskan ratusan pengunjuk rasa yang diyakini terperangkap di dalam blok apartemen.

Pasukan keamanan diperkirakan telah memojokkan kelompok massa yang terdiri dari sekitar 200 orang itu di distrik Yangon sejak Senin (8/3/2021).

Kantor HAM PBB mengatakan, kelompok unjuk rasa itu telah memprotes dengan damai dan harus diizinkan pergi, seperti dilansir BBC pada Selasa (9/3/2021).

Baca juga: Junta Militer Myanmar Cabut Izin 5 Perusahaan Media

Protes massal telah terlihat di seluruh Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Lebih dari 54 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan dalam demonstrasi anti-kudeta militer sejauh ini.

Menurut PBB, para pengunjuk rasa itu diblokade dari upaya meninggalkan empat jalan di daerah Sanchaung kota pada Senin (8/3/2021).

Baca juga: Tentara Myanmar Duduki Rumah Sakit dan Kampus, OHCHR: Sama Sekali Tak Dapat Diterima

Polisi telah menggerebek rumah-rumah di daerah tersebut untuk mencari orang-orang yang berasal dari luar distrik.

Penduduk dan layanan berita lokal mengeklaim di Facebook bahwa setidaknya 20 orang telah ditangkap dalam penggerebekan tersebut.

Ledakan telah terdengar dari daerah itu, diyakini sebagai suara granat setrum yang digunakan oleh militer Myanmar.

Baca juga: Seorang Tokoh Partai NLD Myanmar Tewas di Tahanan, Diduga Disiksa

Kepala PBB Antonio Guterres menyerukan untuk "pengekangan maksimum" dan "pembebasan dengan aman semua tahanan tanpa kekerasan atau penangkapan", kata juru bicara Stephane Dujarric.

"Banyak yang terperangkap adalah wanita yang melakukan aksi damai dalam memperingati Hari Wanita Internasional," ujar Dujarric.

Duta besar Inggris juga ikut menyerukan untuk pengunjuk rasa dibebaskan.

Di Yangon, sejumlah besar orang berkumpul di jalanan, menentang jam malam, dalam upaya untuk mengalihkan pasukan keamanan.

Baca juga: China Nyatakan Kesediaan untuk Terlibat Redakan Situasi Myanmar

Mereka terdengar meneriakkan "Bebaskan para murid di Sanchaung".

Pasukan keamanan menembakkan senjata dan menggunakan granat setrum dalam upaya untuk membubarkan massa, menurut laporan Reuters.

Diperkirakan tiga orang tewas dalam demonstrasi di seluruh negeri pada Senin (8/3/2021).

Para pengunjuk rasa telah turun ke jalan selama sebulan terakhir untuk menyerukan diakhirinya pemerintahan militer dan pembebasan para pemimpin pemerintah terpilih negara itu, di antaranya Aung San Suu Kyi, yang digulingkan dan ditahan dalam kudeta militer.

Baca juga: India Klaim Banyak Warga Myanmar yang Antre di Perbatasan untuk Mengungsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com