Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR AS Setujui Rencana Joe Biden untuk Paket Stimulus Covid-19 1,9 Triliun Dollar AS

Kompas.com - 27/02/2021, 18:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Rencana Presiden Joe Biden untuk paket stimulus Covid-19 sebesar 1,9 triliun dollar AS (Rp 27.228 triliun) telah disetujui oleh DPR.

Melansir BBC pada Sabtu (27/2/2021), pemungutan suara disetujui oleh hampir semua anggota partai Demokrat.

Sementara, 2 Demokrat bergabung dengan Republik, yang melihat dana sebesar itu terlalu mahal.

Baca juga: Trump Minta Kongres Ubah Paket Bantuan Covid-19 yang Mubazir

Sekarang, RUU sedang diajukan ke Senat dengan suara sejauh ini terbagi rata, yang dapat memblokir jalan penggandaan upah minimun AS menjadi 15 dollar AS (Rp 214.958) per jam.

Paket tersebut bertujuan untuk meningkatkan vaksinasi dan pengujian, serta stabilitas ekonomi dari dampak Covid-19.

Uang tunai akan diberikan sebagai bantuan keuangan darurat untuk rumah tangga, usaha kecil, dan pemerintah negara bagian.

Baca juga: Biden Usulkan Kucurkan Dana Rp 26.710 Triliun untuk Dongkrak Ekonomi AS

Pemungutan suara itu dilakukana pada pekan yang sama saat AS mencapai 500.000 jumlah kematian karena Covid-19, yang menjadi jumlag terbesar di dunia.

Dalam pemungutan suara pada Sabtu pagi waktu setempat (20/2/2021), Demokrat hanya unggul tipis, yaitu 219 banding 212.

Biden berusaha memenangkan apa yang dia sebuat sebagai Rencana Penyelamatan Amerika, sebagai jalan untuk membantu warga Amerika yang kesusahan selama masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Pernah Jadi “Sarang” Covid-19, Pembersihan Gedung Putih Habiskan Dana Fantastis

Namun, pihak Republik melihat rencana itu terlalu besar dan berisi dengan prioritas Demokrat yang tidak terkait dengan pandemi Covid-19.

Demokrat akan menghadapi pertempuran yang lebih besar di Senat ketika paket itu diperdebatkan di sana, yang kemungkinan pada pekan depan.

Pada Kamis (25/2/2021), Elizabeth MacDonough, anggota parlemen Senat yang menafsirkan aturan bahwa menaikkan upah minimum akan melanggar batas anggaran yang diizinkan dalam tindakan semacam ini.

Baca juga: Covid-19 di AS Tewaskan 500.000 Orang Lebih, Terparah dalam 100 Tahun

Sementara, RUU yang disahkan di DPR memang masih memasukkan kenaikan upah minimum.

Masih belum jelas bagaimana ini bisa diselesaikan.

Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan RUU akan tetap disahkan, bahkan jika bagian kenaikan upah minimum ditarik oleh Senat.

Baca juga: Saat Ramadhan, Pemerintah Inggris Akan Beri Vaksin Covid-19 pada Malam Hari

Namun, kenaikan upah minimum tetap menjadi tujuan utama Demokrat, terutama bagi sayap progresif partai.

Beberapa petinggi Demokrat juga sedang mempertimbangkan tindakan untuk menghukum pihak pemberi kerja, jika tidak membayar kurang dari 15 dollar AS (Rp Rp 214.958) per jam.

Partai Republik berpendapat kenaikan upah minimum akan terlalu berdampak pada perusahaan yang berjuang untuk membangun kembali bisnisnya setelah wabah Covid-19.

Baca juga: Sri Lanka Akhirnya Izinkan Muslim Lakukan Penguburan Jenazah Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com