Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2021, 22:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Para pakar mengatakan, China dan India mengirimkan jutaan dosis vaksin Covid-19 ke berbagai negara sebagai bagian dari usaha diplomasi meningkatkan reputasi mereka.

Februari 2020, ketika virus Covid-19 melanda kota Wuhan di China, muncul gerakan diplomatik yang dilakukan kedutaan India di Beijing.

Duta Besar India untuk China Vikram Misri mengatakan, warga Wuhan memiliki tempat khusus di hati banyak warga India dan dia menawarkan bantuan apa saja agar Wuhan keluar dari krisis.

Perdana Menteri India Narendra Modi menulis surat ke Presiden China Xi Jinping menyampaikan rasa solidaritasnya.

Baca juga: Filipina Tawarkan Perawatnya ke Inggris dan Jerman demi Dapat Vaksin Covid-19

Kemudian di akhir Februari 2020, dia mengirimkan pesawat militer C-17 ke Wuhan yang membawa 15 ton pasokan medis.

Namun dalam 12 bulan sudah banyak terjadi perubahan.

Jumlah kasus Covid-19 meningkat dengan drastis di India pada 2020, sementara di China jumlah kasusnya menurun dengan cepat.

Rasa solidaritas berubah menjadi persaingan, dengan kedua negara menggunakan vaksin untuk menguatkan posisi dan pengaruh mereka di Asia dan di seluruh dunia.

Di saat negara-negara kaya menguasai sebagian besar vaksin yang sudah diproduksi di negara Barat, negara-negara miskin masih berjuang untuk mendapatkan pasokan vaksin.

Baca juga: Ghana Negara Pertama Penerima 600.000 Dosis Vaksin Covid-19 Gratis dari Skema Covax PBB

India berusaha menjadi apotek dunia

Reputasi India menurun karena kegagalan menangani penyebaran virus corona dan reputasi China juga tercoreng karena dituduh sebagai tempat asal-usul Covid-19, namun berusaha menutup-nutupinya.

Kedua negara ini pun kemudian berusaha mengalihkan perhatian dan meningkatkan reputasi mereka di seluruh dunia.

China menggantungkan diri pada dua vaksin yang dibuat di dalam negeri, sementara India lebih pada produksi dan distribusi vaksin yang dikembangkan Oxford-AstraZeneca.

Pradeep Taneja, dosen senior kajian Asia di University of Melbourne, bertutur bahwa kedua negara sedang berusaha keras melakukan apa yang disebut "diplomasi vaksin".

"Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa China bukanlah pengaruh buruk bagi sistem internasional. Tapi China adalah penyumbang yang positif," kata Taneja.

Baca juga: Ternyata Ini Motif Hacker Korea Utara Retas Data Vaksin Covid-19 Pfizer

Sementara itu India, negara produsen vaksin terbesar di dunia, sudah menyatakan siap menjadi "apotek dunia", slogan yang sudah banyak digunakan oleh politikus dan komentator politik di India.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com