Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Ini Motif Hacker Korea Utara Retas Data Vaksin Covid-19 Pfizer

Kompas.com - 25/02/2021, 09:49 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

 PYONGYANG, KOMPAS.com - Peretas Korea Utara diduga berusaha menerobos server data produsen vaksin dengan harapan mengumpulkan data ilmiah vaksin Covid-19 buatan Pfizer yang berbasis di Amerika Serikat, dan mitranya dari Jerman, BioNTech.

Melansir Business Insider pada Rabu (24/2/2021), pejabat intelijen di Eropa mengatakan data itu akan digunakan untuk membuat vaksin Covid-19 bajakan. Produk tersebut kemudian akan dijual di pasar gelap internasional.

Rencana itu kemungkinan dilancarkan sebagai bagian dari niat Korea Utara untuk mengumpulkan dana dalam mata uang asing. Pasalnya mata uang domestik negara diktator tersebut tidak berharga di luar perbatasannya.

Dua pejabat keamanan Eropa mengatakan percobaan intrusi dunia maya itu kemungkinan merupakan operasi resmi Korea Utara. 

Menurut kedua pejabat yang diberi pengarahan tentang operasi dunia maya tersebut, upaya itu juga terkait dengan pemberitaan November, tentang beberapa gangguan peretasan melalui infrastruktur jaringan Microsoft.

Baca juga: Hacker Korea Utara Hendak Curi Data Vaksin Pfizer

"Ini jelas merupakan upaya pengumpulan informasi daripada serangan virus jenis malware- or ransom biasa. Saya tidak akan membahas detail teknisnya tetapi kami telah mengembangkan banyak pengalaman dengan setiap jenis serangan," kata seorang pejabat Eropa, yang tidak akan disebut namanya karena sensitivitas situasi yang ekstrem.

"Korea Utara akan memiliki akses fisik ke vaksin Pfizer lama setelah mereka melihat versi China atau Rusia. Tetapi mereka ingin memutuskan mana yang paling mudah untuk dibajak dan diangkut untuk pasar gelap," kata pejabat itu.

Rusia dan China diperkirakan telah menjanjikan jutaan dosis ke Korea Utara secara gratis, meskipun negara tersebut mengklaim tidak pernah memiliki kasus Covid.

"Jadi mereka ingin melihat apakah vaksin Pfizer akan menjadi dosis yang layak untuk ditiru," tambah pejabat itu.

"Kami tidak memberikan informasi apa pun tentang apakah upaya peretasan itu berhasil, tetapi jika berhasil, saya curiga vaksin Pfizer akan memberikan terlalu banyak masalah manufaktur dan penyimpanan dibandingkan dengan vaksin Rusia atau China."

Beda dengan jenis vaksin lain yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat, vaksin Pfizer membutuhkan dua jenis pendinginan. Sementara versi AstraZeneca hanya membutuhkan lemari es biasa.

Baca juga: Rakyat Korea Utara dengan Malnutrisi Kronis Terancam Tak Dapat Bantuan Pangan Dunia

Ditanya apakah Korea Utara akan mencoba menjual barang bajakan, sumber itu mengonfirmasi rencana itu tanpa keraguan. Terlebih mengingat sejarah panjang Korea Utara dalam pemalsuan, perdagangan narkoba, dan penyelundupan senjata melalui kedutaan mereka di seluruh dunia.

Dari “bisnis” peretasan saja disebut sudah memberikan sejumlah besar pendapatan bagi rezim Kim Jong Un. Menurut dakwaan pekan lalu oleh otoritas AS, jaringan peretas terkait negara Korea Utara dituduh mencuri 1,3 miliar dollar AS (RP 18,3 triliun) dari berbagai target.

Selama beberapa dekade, Korea Utara telah dituduh menggunakan kedutaannya sebagai pos terdepan yang menguntungkan untuk kejahatan terorganisir negaranya.

Bisnis gelapnya mulai dari pemalsuan mata uang AS, perdagangan metamfetamin di seluruh dunia melalui kantong diplomatik yang aman, hingga menjual senjata ke rezim jahat yang melanggar embargo.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com