Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Tekan Negara Teluk Beri Bantuan Rp 50 Triliun Lebih untuk Kelaparan Skala Besar di Yaman

Kompas.com - 25/02/2021, 07:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

NEW YORK, KOMPAS.com - Kepala PBB Mark Lowcock mendesak negara Teluk berkontribusi mencegah kelaparan "ulah manusia" skala besar di Yaman dengan mengumpulkan dana operasi kemanusiaan.

Melansir Reuters pada Kamis (25/2/2021), Lowcock mendorong negara Teluk mengumpulkan 3,85 miliar dollar AS (Rp 54,2 triliun) untuk dialokasikan kepada negara Semenanjung Arab yang dilanda perang pada 2021 itu.

PBB mendeskripsikan Yaman sebagai negara dengan krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan 80 persen masyarakatnya kekurangan.

Baca juga: Pemerintah Yaman Tuduh Houthi Gunakan Warga Sipil sebagai Perisai Manusia

Lowcock memperingatkan, jika badan dunia tidak mendapatkan dana yang dibutuhkan dalam konferensi perjanjian virtual pada Senin depan (29/2/2021), maka "kita akan melihat kelaparan terburuk di dunia sepanjang dekade yang pernah ada".

Pada 2018 dan 2019, Lowcock mengungkapkan PBB dapat mencegah kelaparan di Yaman karena permohonan bantuan yang didanai dengan baik, meliputi donasi besar dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Kuwait.

"Apa yang mengkhawatirkan dan berbeda tentang situasi kita sekarang adalah bahwa ada penurunan besar dalam dukungan untuk operasi bantuan, sehingga kami telah memotong bantuan untuk orang-orang yang kelaparan," ujar Lowcock pada Rabu (24/2/2021).

Baca juga: Lebih dari 2 Juta Anak-anak di Yaman Diperkirakan Akan Kekurangan Gizi Parah pada 2021

Pada 2020, PBB hanya menerima setengah lebih dari 3,4 miliar dollar AS (Rp 47,9 triliun) yang dibutuhkannya.

Menurut Lowcock, itu sebagian besar itu disebabkan oleh kontribusi yang lebih kecil dari negara-negara Teluk.

Dia mendesak negara-negara Teluk untuk berjanji dengan murah hati berkontribusi lebih pada 2021 dan membayar dengan cepat.

Baca juga: Pemerintah Biden Akan Cabut Houthi di Yaman dari Label Teroris

“Pesan saya benar-benar untuk negara-negara Teluk," ujar Lowcock memberitahu wartawan.

"Apakah Anda (negara-negara Teluk) memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan di sini, apa yang Anda lakukan pada 2018 dan 2019 menyelamatkan banyak nyawa? Terus terang, dan memungkinkan kami untuk menghindari kehancuran total dan tragedi yang benar-benar bersejarah," ungkapnya.

"Kondisi itu sekarang kembali ke ujung tombak,” tandasnya.

Baca juga: Begini Respons Arab Saudi atas Berakhirnya Dukungan AS di Perang Yaman

Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015, mendukung pasukan pemerintah yang memerangi kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran.

Pejabat PBB mencoba menghidupkan kembali pembicaraan damai untuk mengakhiri perang karena penderitaan Yaman juga diperburuk oleh jatuhnya ekonomi dan mata uang serta pandemi Covid-19.

"Ini adalah kelaparan yang sepenuhnya disebabkan oleh manusia," pungkas Lowcock.

Baca juga: Biden Akhiri Dukungan untuk Arab Saudi dalam Perang di Yaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com