Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk menilai kembali kemitraan AS-Saudi dan membela hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi.
Kerajaan mencabut larangan tersebut pada pertengahan 2018. Tapi tindakan keras terhadap wanita, yang telah mendesak hak untuk mengemudi itu tetap dilakukan.
Sejumlah pihak menilai hal ini merupakan strategi ganda Sang Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Pangeran muda yang ambisius itu berusaha menampilkan dirinya sebagai seorang reformis yang meliberalisasi, sekaligus membungkam dan menahan para aktivis yang telah lama mendorong perubahan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyambut baik pembebasan Louijain. Tetapi juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan “penting bahwa orang lain yang berada dalam kondisi yang sama dengannya, yang telah dipenjara karena alasan yang sama dengannya, juga dibebaskan dan tuntutan terhadap mereka dicabut.”
Pangeran Mohammed membina hubungan dekat dengan pemerintahan AS terdahulu dibawah pimpinan Donald Trump.
Menurut anggota Kongres sebagian besar melindungi kerajaan dari kecaman atas catatan hak asasi manusianya. Sebaiknya, pemerintahan Trump berusaha memprioritaskan kesepakatan senjata yang menguntungkan Arab Saudi.
Baca juga: Biden Tidak Berencana Menghubungi Putra Mahkota Arab Saudi, Kenapa?