Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Gempa Paling Mematikan di Jepang

Kompas.com - 14/02/2021, 10:15 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Voyapon

KOMPAS.com - Dalam sejarah gempa bumi di Jepang, beberapa gempa bumi dengan kekuatan 7,0 bahkan lebih telah menelan banyak korban dan berdampak pada banyak aspek. 

Beberapa gempa bumi yang paling merusak telah terjadi hampir seabad lalu sementara gempa bumi paling mematikan sudah dialami Jepang pada masa lalu.

Berikut ini beberapa gempa bumi yang paling berdampak di Jepang, mulai dari menelan banyak korban jiwa sampai menimbulkan tsunami dilansir dari Voyapon, Minggu (14/2/2021).

Baca juga: Kondisi Fukushima Usai Diguncang Gempa Jepang 7,3 Magnitudo, Atap Stasiun Bocor dan Tanah Longsor

1. Gempa besar Kanto 1923

Dengan lebih dari 100.000 korban jiwa, gempa besar Kanto atau Kanto daishinsai tercatat sebagai salah satu gempa bumi paling mematikan dalam sejarah Jepang.

Gempa berkekuatan 7,9 magnitudo yang melanda wilayah Kanto dan menghancurkan sebagian besar Tokyo dan Yokohama ini terjadi pada 1 September 1923.

Buntut dari gempa ini memicu kebakaran di kota secara besar-besaran sehingga angka kematian meningkat menjadi lebih dari 140.000 orang.

Selain menyebabkan kebakaran besar di wilayah metropolitan, gempa Kanto mengakibatkan tsunami setinggi 12 meter yang melanda Teluk Sagami.

Teluk Sagami terletak di bagian selatan Prefektur Kanagawa dan merupakan titik pusat gempa dengan daratan teluk naik setinggi 2 meter selama gempa terjadi.

Baca juga: Kenapa Jepang Sering Mengalami Gempa Bumi?

2. Gempa Kobe 1995

Gempa Kobe dikenal juga dengan Hanshin-Awaji daishinsai. Gempa berkekuatan 7,3 ini melanda kota Kobe pada 17 Januari 1995.

Pusat gempa Kobe terjadi di 20 kilometer barat daya pusat kota Kobe dan 16 kilometer di bawah permukaan bumi. Lebih dari 4.500 orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Dampaknya kepada infrastruktur juga terlihat. Jembatan Akashi Kaiky? yang kini berfungsi menghubungkan pulau utama Honshu dengan Pulau Awaji kala itu masih dalam proyek pembangunan. 

Karena gempa Kobe, pilar jembatan itu bergerak terpisah hampir satu meter jaraknya. Kini, setiap 17 Januari, Jepang merayakannya sebagai Hari Relawan Tanggap Bencana atau B?sai to Borantia no Hi.

Selain itu, Kobe Luminarie juga diadakan di kota Kobe setiap Desember untuk memperingati para korban gempa.

Baca juga: Gempa Jepang 7,3 Magnitudo Lukai 100 Orang, Picu Tanah Longsor

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com