Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes China: AS Juga Perlu Diperiksa Soal Asal Usul Covid-19

Kompas.com - 09/02/2021, 23:41 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

 

BEIJING, KOMPAS.com - Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS) meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melakukan penyelidikan pada AS terkait asal usul virus Covid-19.

Duta Besar Cui Tiankai menuding balik AS setelah ditanya tentang klaim virus Covid-19 berasal dari sebuah laboratorium di provinsi Wuhan.

“Saya pikir ketika orang membuat tuduhan, mereka harus membuktikan tuduhan tersebut. Dan mengatakan hal-hal ini pada saat kita masih dihadapkan dengan pandemi bertentangan dengan semangat kemanusiaan," kata diplomat utama China kepada jaringan kepada Fareed Zakaria CNN pada Senin (8/2/2021).

Selanjutnya dia menekankan kelompok ahli dari WHO sudah benar-benar bekerja bersama rekan mereka di Wuhan.

“Mereka bekerja sangat keras. Mereka mencoba melihat semua fakta. Kami sangat mendukung pekerjaan mereka,” lanjut Cui mengutip New York Post.

Menurutnya, selanjutnya pasti ada kebutuhan untuk penelusuran lebih lanjut yang harus dilakukan bahkan di seluruh dunia untuk benar-benar melacak asal virus.

Dikonfirmasi lebih lanjut soal transparansi China, khususnya apakah para ilmuwan dari WHO diizinkan memiliki akses penuh ke China, Cui tidak memberi jawaban tegas.

Sebaliknya, dia bertanya mengapa AS tidak juga diselidiki.

“Mereka sudah berada di Wuhan. Mereka telah berada di Wuhan selama beberapa hari. Pertanyaan saya adalah, apakah mereka akan diizinkan datang ke sini (AS) untuk melakukan hal yang sama?”

Baca juga: Tim WHO Tidak Temukan Asal-usul Virus Corona di Wuhan

Kepada Washington Post pada Mei tahun lalu, duta besar China untuk AS itu mengambil nada yang sedikit berbeda. Cui sempat mengakui kasus virus pertama yang diketahui ada di Wuhan.

Meski tetap saja, dia berargumen, “Itu hanya berarti Wuhan adalah korban pertama virus. Jadi meminta kompensasi kepada korban sangatlah konyol."

China menghadapi sorotan internasional selama beberapa tahun terakhir terkait aktivitas mereka di Hong Kong dan penahanan massal warga Uighur.

Sejak tahun lalu, tekanan global pada “Negeri Panda” semakin besar di tengah penolakan mereka untuk menerima tanggung jawab atas kurangnya transparansi dan kelalaian pada awal wabah Covid-19.

Keraguan transparansi China

Ketika virus tumbuh sepenuhnya di luar kendali Beijing tahun lalu, pejabat Partai Komunis China dan media pemerintah dituding melakukan pelanggaran.

Pasalnya mereka memuji penanganan pandemi virus corona oleh rezim Komunis, sambil meningkatkan upaya agresif untuk memerangi kecaman internasional.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com