Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim WHO Mulai Investigasi Asal-usul Covid-19 di Wuhan, Pemerintah China Bungkam Keluarga Korban

Kompas.com - 28/01/2021, 20:19 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

WUHAN, KOMPAS.com - Kerabat dari para korban virus corona Wuhan dibungkam oleh pemerintah China dengan menghapus grup media sosial mereka, ketika tim Badan Kesehatan Dunia (WHO) sedang menyelidiki asal-usul pandemi di sana.

Puluhan kerabat korban Covid-19 telah berkumpul secara online dalam grup media sosial China, WeChat.

Hal itu mereka lakukan sebagai upaya bersama untuk akuntabilitas dari pejabat Wuhan yang mereka salahkan karena penanganannya tehadap wabah Covid-19 di awal penyebarannya satu tahun lalu.

Upaya tersebut sejauh ini telah digagalkan oleh hambatan resmi, pemantauan kelompok media sosial dan intimidasi, kata keluarga terdekat, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Rabu (27/1/2021). 

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Asal Brasil Kasusnya Melebihi Jenis Lama di Manaus


Namun, tekanan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, tampaknya untuk memberangus kritik apa pun dan menghindari rasa malu selama penyelidikan WHO yang sangat sensitif.

Grup di platform media sosial WeChat yang digunakan oleh 80-100 anggota keluarga selama setahun terakhir, tiba-tiba dihapus tanpa penjelasan sekitar 10 hari yang lalu, kata Zhang Hai, seorang anggota grup dan kritikus vokal penanganan wabah tersebut.

"Ini menunjukkan bahwa (pemeirntah China) sangat gugup. Mereka takut keluarga-keluarga ini akan berhubungan dengan ahli WHO," kata Zhang (51 tahun) yang ayahnya meninggal di awal pandemi yang diduga Covid-19.

Para ahli WHO tiba di Wuhan pada 14 Januari dan dijadwalkan keluar dari karantina 14 hari pada Kamis.

"Ketika WHO tiba di Wuhan, (pihak berwenang) secara paksa menghancurkan (kelompok itu). Akibatnya kami kehilangan kontak dengan banyak anggota," imbuh Zhang.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Asal Brasil Sudah Masuk Amerika Serikat

Kerabat terdekat lainnya mengonfirmasi penghapusan grup yang WeChat dioperasikan oleh raksasa digital China Tencent.

Platform populer itu secara rutin menyensor konten yang dianggap tidak pantas oleh pemerintah.

Kerabat menuduh pemerintah provinsi Wuhan dan Hubei membiarkan Covid-19 lepas kendali dengan mencoba menyembunyikan wabah ketika pertama kali muncul di kota pada Desember 2019, kemudian gagal memberi tahu publik dan mengacaukan tanggapan.

Menurut angka resmi China, itu menewaskan hampir 3.900 di Wuhan, terhitung sebagian besar dari 4.636 kematian yang dilaporkan China.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona asal Inggris Sudah Menginfeksi 50 Negara

Banyak kerabat dekat yang tidak mempercayai angka-angka itu, mengatakan kelangkaan pengujian pada hari-hari awal wabah yang kacau membuat banyak orang kemungkinan besar telah meninggal tanpa dipastikan mengidap penyakit tersebut.

Meskipun China telah mengendalikan pandemi Covid-19 secara luas di negaranya, China telah menggagalkan upaya independen untuk melacak asal-usulnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com