Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Netanyahu Hadiri Sidang Dugaan Korupsi terhadapnya Jelang Pemilu Israel

Kompas.com - 08/02/2021, 17:57 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

Untuk pertama kalinya dalam karier politiknya, Netanyahu juga menghadapi tantangan dari seorang pembelot Likud terkemuka: Gideon Saar, yang memutuskan hubungan dengannya untuk membentuk partai Harapan Baru miliknya sendiri.

Baca juga: Aksi Unjuk Rasa Meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Mundur dari Jabatan

Kasus-kasus yang dihadapi Netanyahu

Tuduhan terhadap Netanyahu dibagi menjadi tiga kasus terpisah. Yang paling serius dikenal sebagai Kasus 4.000, di mana perdana menteri dituduh melakukan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Pelanggaran kepercayaan itu berpusat pada tuduhan bahwa dia bernegosiasi dengan Shaul Elovitch dari raksasa telekomunikasi Bezeq.

PM Netanyahu diduga membantu kebijakan yang menguntungkan Bezeq dengan imbalan liputan positif terhadap citranya di situs berita Walla!.

Kasus lainnya atau disebut kasus 2.000 menyangkut tuduhan terhadap Netanyahu yang mencari kesepakatan dengan pemilik surat kabar Yediot Aharonot yang memberinya liputan yang lebih menguntungkan.

Baca juga: Netanyahu Pecahkan Rekor Perdana Menteri Israel Paling Lama Menjabat

Dan terakhir, kasus 1.000 melibatkan tuduhan terhadap Netanyahu dan keluarganya yang telah menerima hadiah, termasuk cerutu mewah, sampanye, dan perhiasan yang diperkirakan bernilai lebih dari 700.000 shekel (atau 213.000 dollar AS setara Rp 2,9 miliar), dari orang-orang kaya, dengan imbalan bantuan keuangan.

Namun PM Netanyahu membantah semua tuduhan terhadapnya itu.

Protes mingguan terhadapnya telah bergemuruh selama berbulan-bulan, dengan para demonstran berfokus pada tuduhan korupsi. Yang lain memprotes penanganan pandemi oleh pemerintah.

Kerumunan pedemo tampak berada di luar ruang sidang pada Senin hari ini ketika iring-iringan mobil Netanyahu tiba.

Baca juga: Sidang Korupsi PM Israel, Saksi Akan Diperiksa pada Januari 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com