Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Agama dan Politik Myanmar Serukan Militer dan Pemerintah Berdialog

Kompas.com - 30/01/2021, 13:11 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

“Setahu saya, militer melakukan tekanan karena UEC diam saja meski ada keluhan atas hasil pemilu,” ujar Daw.

Beberapa percaya bahwa pertemuan resmi antara para pemimpin sipil dan militer tertinggi negara itu, Aung San Suu Kyi dan Jenderal Min Aung Hlaing, dapat menyelesaikan ketegangan.

Al Haj U Aye Lwin, Ketua Islamic Center of Myanmar, mengatakan fleksibilitas dapat membantu segala sesuatunya bergerak maju.

“Jika Aung San Suu Kyi bertemu dengan jenderal senior (Min Aung Hlaing) dan mengatakan bahwa dia menanggapi kekhawatirannya dengan serius, dan memberi tahu dia bagaimana pemerintah telah sepenuhnya mengikuti masalah ini, segalanya akan membaik,” tutur U Aye Lwin.

Beberapa partai politik, termasuk USDP, saat ini telah mengadukan hasil pemilu yang menunggu keputusan UEC.

Baca juga: Militer Myanmar Ancam Kudeta Pemerintahan Aung San Suu Kyi

Di bawah hukum, pengadilan pemilihan akan mengadakan dengar pendapat tentang mereka. U Aye Lwin menyarankan militer harus menunggu keputusan akhir UEC atas pengaduan tersebut.

“Hanya setelah mengetahui ada penyimpangan dan penipuan, barulah mereka mempertanyakannya,” tambah U Aye Lwin.

Pendeta Hkalam Samson, Presiden Konvensi Baptis Kachin, mengenang bahwa Jenderal Min Aung Hlaing berulang kali mengeluhkan kecurangan dalam pemilihan selama pertemuan mereka pada Desember 2020.

"Sekarang sepertinya dia telah menyusun rencananya," ujar Samson, mengacu pada ancaman yang dirasakan dari pengambilalihan militer.

Baca juga: Pertaruhkan Nyawa, Ribuan Orang Lakukan Aktivitas Penambangan Ilegal Batu Giok di Myanmar

Dia mendesak militer untuk tidak memikirkan kudeta, karena itu akan membuat Myanmar semakin mundur.

Komentar juru bicara militer membuat pendeta bertanya-tanya apakah kepemimpinan Myanmar benar-benar menginginkan perdamaian.

“Jika mereka menginginkannya, mereka semua harus bernegosiasi. Yang bisa kami lakukan adalah menunggu hasilnya,” tambah Samson.

Baca juga: Seorang Pria Culik, Perkosa, dan Bunuh Gadis 6 Tahun Etnis Minoritas Myanmar, Dituntut Hukuman Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com