Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Gonta-ganti Pena Setiap Tanda Tangani Dokumen, Ternyata Ini Alasannya

Kompas.com - 23/01/2021, 21:48 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak membuang waktu di hari pertamanya menjabat. Pada Rabu (20/1/2021), sebanyak 17 perintah eksekutif ditandatangani, dan 13 lagi pada hari-hari berikutnya.

Uniknya, Biden menggunakan pena berbeda untuk setiap dokumen yang ditandatangani dalam waktu sekaligus itu.

Sebuah kotak kayu beralas kain navy, diletakan tak jauh dari jangkauannya. Dalam kotak itu, tergeletak sederet pena Cross Century II biru tua berjejer rapi, siap digunakan.

Laporan CNN pada Jumat (22/1/2021), mengungkap apa yang dilakukan Biden merupakan tradisi puluhan tahun yang diterapkan di Gedung Putih. Namun tidak jelas presiden mana yang mulai menggunakan banyak pena untuk menandatangani satu undang-undang.

Menurut sejarawan yang mengetahui tradisi itu setelah pena digunakan, biasanya akan diberikan kepada mereka yang terlibat, sebagai semacam artefak bersejarah.

“Ini adalah cara untuk berbagi sorotan dan mengakui kontribusi orang lain, jelas Mark Lawrence,” direktur Perpustakaan Kepresidenan Lyndon B. Johnson.

Baca juga: 17 Perintah Eksekutif Joe Biden, Cabut Muslim Travel Ban hingga Gabung Paris Agreement

“Saya pikir presiden ingin berbagi “penghargaan” dengan orang lain yang telah berkontribusi dalam penyelesaian masalah yang ada,” katanya.

Salah satu contoh paling terkenal dari hal ini adalah ketika President AS Lyndon Johnson menandatangani Undang-Undang Hak Sipil (CRA) pada 1964.

Dia dilaporkan menggunakan setidaknya 75 pena untuk menandatangani undang-undang penting tersebut. Kemudian membagikan semuanya kepada mereka yang terlibat.

Tapi pena itu tidak diberikan sembarangan sebagai tanda terima kasih atau amal. Pena pertama yang digunakan untuk menandatangani CRA diberikan kepada Everett Dirksen, Senator Republik dari Illinois yang membantu menulis undang-undang tersebut.

Menurut Lawrence, langkah itu cerdas secara politik. Pasalnya Dirksen merupakan oposisi. Tindakan itu mungkin bisa menciptakan rasa kesetiaan kepada Johnson. Dengan harapan Dirksen juga akan memujinya di antara rekan-rekan Republik saat itu.

"Itu tindakan kecil, tidak diragukan lagi. Tapi itu karakteristik yang sangat khas bagi politisi terampil seperti (Johnson) untuk tidak kehilangan kesempatan menumbuhkan kesetiaan dan dukungan," kata Lawrence.

Pena kedua, katanya, diberikan kepada Hubert Humphrey, Wakil Presidennya. Martin Luther King Jr juga termasuk di antara penerima.

“Dan jika Anda bertanya-tanya bagaimana mungkin menggunakan pena sebanyak itu, Anda dapat menonton rekaman videonya. Johnson tampaknya menggunakan pena baru untuk setiap huruf,” ujar Lawrence.

Dia memprediksi tanda tangannya mungkin akan sedikit rumit jika hrus menggunakan setiap pena tersebut. "Maksudku, pasti berantakan," katanya.

Baca juga: Bagaimana Nasib “Tembok Trump” di Era Biden?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com