Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Nasib “Tembok Trump” di Era Biden?

Kompas.com - 23/01/2021, 20:27 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

SAN DIEGO, KOMPAS.com - Beberapa hari sebelum Joe Biden menjadi Presiden AS, kru konstruksi bekerja dengan cepat untuk menyelesaikan “tembok Donald Trump” di taman lintas batas ikonik yang menghadap ke Samudra Pasifik.

Namun, Biden memerintahkan "pengentian sementara" semua konstruksi dinding dalam waktu seminggu. Hal ini merupakan salah satu dari 17 perintah eksekutif dikeluarkan pada hari pertamanya menjabat, termasuk enam yang berhubungan dengan imigrasi.

Melansir AP pada Jumat (22/1/2021), perintah itu menyisakan miliaran dollar pekerjaan yang belum selesai, tetapi masih terikat kontrak.

Pemerintahan Trump bekerja dengan tergesa-gesa tahun lalu untuk membangun lebih dari 450 mil (720 kilometer). Trump mengklaim pencapaian ini dicapai hanya delapan hari sebelum meninggalkan jabatannya.

Pada 15 Januari, pemerintah menghabiskan 6,1 miliar dollar (Rp 85,5 triliun) dari 10,8 miliar dollar (Rp 151,4 triliun) untuk pengerjaan kontrak yang telah ditandatangani, menurut seorang asisten Senat Demokrat yang mengetahui kontrak yang berbicara tanpa menyebut nama karena detailnya belum dipublikasikan.

Jumlah penuh di bawah kontrak tersebut akan memperpanjang tembok Trump menjadi 664 mil (1.069 kilometer).

Baca juga: Kondisi Honduras Memprihatinkan, Lebih dari 8.000 Orang Nekat Migrasi ke AS Melalui Perbatasan Guatemala

Dalam kampanyenya, Biden berjanji untuk tidak sedikit pun menambah pembangunan.

Dia memberi waktu dua bulan kepada pemerintahannya untuk menentukan, berapa biaya pembatalan kontrak dan apakah uang itu dapat dibelanjakan di tempat lain.

Seorang asisten Senat mengatakan biaya akan dinegosiasikan dengan kontraktor. Kemudian, pemerintah berencana menghabiskan berapa pun sisanya untuk kebutuhan di perbatasan, seperti jalan, lampu, sensor, dan teknologi lainnya.

Secara publik, pemerintahan Trump mengatakan mengamankan 15 miliar dollar AS (Rp 210,3 triliun) untuk tembok tersebut.

Sementara narasumber itu mengatakan kepada AP pada Rabu (20/1/2021), jumlah sebenarnya adalah 16,45 miliar dollar (Rp 230,6 triliun). Sebesar 5,8 miliar dollar (Rp 81,3 triliun) di antaranya telah diambil alih oleh Kongres dan sisanya dialihkan dari Departemen Pertahanan dan Keuangan.

Pemerintahan Trump memberi tahu asisten Senat pada 14 Januari bahwa pihaknya akan melanjutkan kontrak sebesar 863 juta dollar (Rp 12 triliun), tetapi permintaan itu ditolak.

Baca juga: Kepemimpinan Joe Biden-Kamala Harris Cerminkan Wajah Baru Amerika

Korps Insinyur Angkatan Darat, yang telah memberikan kontrak pembangunan tembok dengan uang Departemen Pertahanan, mengatakan pada Kamis (21/1/2021), sudah memberitahu kru di lapangan untuk tidak memasang penghalang tambahan.

Pembatasan aktivitas akan dilakukan selama beberapa hari ke depan. Hal ini diperlukan untuk mempersiapkan setiap situs dengan aman dengan adanya penangguhan pekerjaan.

John Kurc, seorang aktivis yang memposting video ledakan dinamit oleh kru konstruksi dinding, mengatakan dia melihat satu muatan dinamit dipasang pada Rabu sore di Guadalupe Canyon di Arizona paling timur. Pengerjaan masih dilakukan bahkan saat pelantikan Biden dilaksanakan di Washington DC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com