Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Inggris Sebut Bukti Varian Baru Virus Corona Mungkin Lebih Mematikan

Kompas.com - 23/01/2021, 08:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Boris Johnson menyebutkan bukti awal menunjukkan varian baru virus corona yang muncul di Inggris mungkin lebih mematikan.

Namun, masih ada ketidakpastian yang sangat besar seputar jumlah kasus varian baru virus corona dan vaksin yang masih diharapkan bekerja terhadap Covid-19.

Data tersebut berasal dari ahli matematika yang membandingkan tingkat kematian pada orang yang terinfeksi varian baru virus corona atau yang lama.

Varian baru virus corona yang lebih menular telah menyebar luas ke seluruh Inggris.

"Selain menyebar lebih cepat, sekarang juga tampaknya terdapat bukti bahwa varian baru virus corona yang pertama kali diidentifikasi di London dan Asia tenggara, mungkin lebih mematikan," kata Johnson dalam pengarahan di Downing Street seperti yang dilansir dari BBC pada Sabtu (23/1/2021).

Baca juga: Inggris: Varian Baru Virus Corona 54 Persen Lebih Menular

"Dampak dari varian baru virus corona lebih besar yang artinya NHS berada di bawah tekanan yang begitu kuat," ucapnya.

Kesehatan Masyarakat Inggris, Imperial College London, Sekolah Higiene dan Pengobatan Tropis London (LSHTM) dan Universitas Exeter masing-masing telah mencoba menilai seberapa mematikan varian baru virus corona ini.

Bukti mereka telah dikaji oleh para ilmuwan di New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (Nervtag).

Kelompok itu menyimpulkan ada "kemungkinan realistis" bahwa varian baru virus corona itu menjadi lebih mematikan, tetapi ini masih jauh dari pasti.

Sir Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah, mendeskripsikan data sejauh ini "belum kuat".

Baca juga: Presiden Ghana Peringatkan Sistem Kesehatan Akan Overload Seiring Masuknya Varian Baru Covid-19

"Saya ingin menekankan bahwa ada banyak ketidakpastian seputar angka ini (data varian baru virus corona) dan kita punya lebih banyak pekerjaan untuk ditangani dengan tepat, tetapi jelas ada kekhawatiran karena ini (varian baru virus corona) memiliki peningkatan kematian serta peningkatan penularan," ungkapnya.

Pekerjaan sebelumnya menunjukkan varian baru virus corona menyebar antara 30-70 persen lebih cepat dari yang lain, dan ada petunjuk bahwa varian baru itu sekitar 30 persen lebih mematikan.

Misalnya, dengan 1.000 orang berusia 60 tahun yang terinfeksi varian lama Covid-19, 10 di antaranya diperkirakan akan meninggal. Namun, jumlah yang terinfeksi naik menjadi sekitar 13 dengan varian baru.

Perbedaan ini ditemukan ketika melihat semua orang yang dites positif Covid-19 di rumah sakit, tetapi tidak menemukan peningkatan pada tingkat kematian.

Perawatan di rumah sakit telah meningkat selama pandemi Covid-19 karena para dokter menjadi lebih baik dalam menangani penyakit tersebut.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona asal Inggris Sudah Menginfeksi 50 Negara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com