Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pesawat Indonesia Sering Jatuh? Berikut Ulasan dari Media Asing

Kompas.com - 11/01/2021, 20:09 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Bloomberg menutup pemberitaannya dengan data pesawat Boeing 737-500 yang mengalami 8 kecelakaan dengan total 220 korban tewas, menurut Aviation Safety Network.

Kombinasi faktor ekonomi, sosial, dan geografi

Media AS lainnya, Associated Press atau yang biasa disingkat AP, menyebut ada tiga alasan di balik pesawat Indonesia sering jatuh.

"Ini karena kombinasi dari faktor ekonomi, sosial, dan geografi," tulis AP di artikel berjudul "EXPLAINER: Why Indonesia’s plane safety record is a concern", Senin (11/1/2021).

AP juga menyoroti maraknya Low Cost Carrier (LCC) di Indonesia yang menjadi opsi murah untuk terbang, meski masih banyak wilayah kurang memiliki infrastruktur yang aman.

"Industri ini memiliki sedikit regulasi atau pengawasan pada tahun-tahun awal booming penerbangan Indonesia," tulis AP.

Mengutip data dari Aviation Safety Network, sejak 1945 ada 104 kecelakaan penerbangan sipil di Indonesia dan korban tewasnya sebanyak 2.301, terbanyak di Asia dan di urutan 8 dunia.

Salah satu dampaknya, maskapai Indonesia sempat dilarang masuk AS pada 2007-2016 karena satu atau lebih faktor, seperti keahlian teknis, personel terlatih, prosedur pencatatan dan pemeriksaan.

"Uni Eropa juga menerapkan larangan serupa dari 2007 hingga 2018," lanjut AP.

Baca juga: Cari Black Box Sriwijaya Air SJ 182, KNKT Gunakan Metode Triangle dan Kerahkan 4 KLM Garuda Jaya

Meski begitu, media yang berdiri sejak 1846 tersebut juga menerangkan bahwa belakangan ini kondisi mulai membaik di dunia aviasi Indonesia.

"Kemajuan industri ini meningkat signifikan dan pengawasan menjadi lebih ketat," kata pakar penerbangan dan pemimpin redaksi AirlineRatings.com, Geoffrey Thomas, kepada AP.

Kemajuan itu antara lain inspeksi yang semakin intens, regulasi yang lebih kuat, fasilitas dan perawatan yang lebih baik, dan pilot yang semakin terlatih.

"Badan Penerbangan Federal AS memberi Indonesia peringkat Kategori 1 pada 2016, yang berarti menetapkan negara tersebut mematuhi standar keselamatan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional," imbuh AP menguraikan.

AS sebelumnya pernah menurunkan peringkat keamanan penerbangan Indonesia ke Kategori 2 pada 2007-2016.

Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air PK-CLC yang difoto pada 1 Januari 2015.SHUTTERSTOCK/DHEMMY ZEIRIFANDI Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air PK-CLC yang difoto pada 1 Januari 2015.
Efek pandemi?

Jika Bloomberg dan AP menyoroti penyebab kecelakaan pesawat di Indonesia secara keseluruhan, Channel News Asia (CNA) dan New York Times mempertanyakan kondisi pesawat dan kru yang baru kembali setelah "libur panjang" selama pandemi virus corona.

"Maskapai ini (Sriwijaya Air) pada akhir 2019 mengakhiri kemitraan selama setahun dengan maskapai nasional Garuda Indonesia, dan beroperasi secara independen," tulis CNA pada Minggu (10/1/2021).

Halaman:

Terkini Lainnya

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com