Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Pemerintah China Sebut Kekacauan Demo Gedung Parlemen AS sebagai “Karma”

Kompas.com - 07/01/2021, 16:12 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Bloomberg

BEIJING, KOMPAS.com - Media pemerintah China memanfaatkan kekacauan di Gedung Capitol AS sebagai kesempatan untuk menyampaikan narasi kemunafikan Amerika Serikat (AS).

Mereka menyebut insiden itu sebagai "karma" dan "pembalasan" atas dukungan Washington terhadap gerakan protes global, melansir Bloomberg pada Kamis (7/1/2021).

Surat kabar The Global Times yang didukung Partai Komunis China melaporkan, AS telah "merasakan karma dari standar gandanya sendiri", setelah massa pro-Trump menyerbu Gedung Capitol.

AS mencicipi obatnya sendiri setelah memicu kekacauan di seluruh dunia dengan dalih kebebasan dan demokrasi, tulis surat kabar itu, mengutip komentar dari pengguna internet China.

Peristiwa itu dilaporkan secara luas di media China. Sebuah akun media sosial resmi dari Central Political and Legal Affairs Commission, Badan Penegak Hukum Teratas China, meliput perkembangan tersebut.

Baca juga: Demo Amerika Pecah di Gedung Capitol, Begini Rentetan Peristiwanya...

Artikel pemberitaan menggunakan hashtag terkait insiden tersebut telah mengumpulkan lebih dari 100 juta penayangan di platform media sosial Weibo.

Sebagian besar media China lainnya berhati-hati untuk tetap berpegang pada fakta. Mereka memposting ulang video dan foto daripada menghiasi laporan dengan warna atau komentar tambahan.

Satu laporan dari penyiar China Central Television memusatkan perhatian pada fakta, bahwa hanya sedikit pengunjuk rasa mengenakan masker meskipun pandemi virus corona sedang berlangsung.

Sementara media pemerintah berhati-hati dalam pemberitaannya, beberapa pengguna di media sosial China dengan cepat membandingkan antara kerusuhan dan protes pro-demokrasi 2019 di Hong Kong, di mana para demonstran menyerbu Dewan Legislatif Hong Kong.

Sebuah akun Weibo milik departemen di bawah Kementerian Luar Negeri China bertanya apakah "suar telah jatuh"?

Akun itu saat menyoroti komentar Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada Juni 2019, yang memuji demonstrasi demokrasi di Hong Kong sebagai "pemandangan yang indah untuk dilihat."

Baca juga: Video Detik-detik Pedemo Pro-Trump Terobos Keamanan Gedung Parlemen AS

Unggahan tersebut menyertakan tagar "Pelosi mengalami pemandangan indah itu sendiri."

The Global Times juga mengambil perbandingan tersebut, membuat gabungan adegan dari protes Hong Kong dan massa di Gedung Capitol Hill.

“Pengawal Nasional AS bergerak untuk menangani para perusuh di Capitol, yang juga merupakan tamparan bagi AS atas pernyataan sebelumnya tentang insiden serupa di negara dan wilayah lain dan di Hong Kong di China,” tulis surat kabar itu.

China telah lama mengkritik AS karena mencampuri urusan internalnya, menuduh AS menggunakan standar ganda.

Media Pemerintah China dalam beberapa bulan terakhir menggunakan tanggapan penegak hukum Amerika terhadap kerusuhan internalnya, untuk membenarkan tindakan Beijing sendiri terhadap demonstrasi anti-pemerintah yang terkadang disertai kekerasan di Hong Kong.

Baca juga: Trump Ramai-ramai Dihujat atas Kerusuhan Demo AS yang Tewaskan 1 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com