Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sempat Tak Ingin Kerahkan Tentara untuk Redam Kerusuhan di Gedung Capitol

Kompas.com - 07/01/2021, 15:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump disebut sempat tidak ingin mengerahkan tentara guna meredakan demonstrasi yang berujung kerusuhan di Gedung Capitol.

Selama empat tahun menjabat, Trump begitu bersemangat untuk memeringatkan bakal menerjunkan Garda Nasional jika terjadi kericuhan.

Namun dalam aksi protes yang terjadi di depan parlemen AS Rabu (6/1/2021), sumber pemerintah mengungkapkan dia tak berniat menerjunkan pasukan keamanan.

Baca juga: Terungkap, Wanita Pendukung Trump yang Tewas di Gedung Capitol Ditembak Polisi

Adalah Wakil Presiden Mike Pence yang justru menghubungi Chairman Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley.

Sumber lain menuturkan, Pence meminta Jenderal Milley agar menempatkan Garda Nasional ke Washington DC sesegera mungkin.

Sebab, saat itu massa pendukung si presiden sudah menembus Gedung Capitol, dan membuat polisi maupun penjaga kewalahan.

Hanya saja seperti diberitakan CNN Kamis (7/1/2021), Pence tidak mempunyai otoritas untuk menerjunkan tentara.

Pada akhirnya, perintah untuk menerjunkan korps cadangan di militer AS itu diberikan oleh Penjabat Menteri Pertahanan Christopher Miller.

Dalam pernyataan yang bisa dianggap aneh, Miller mengaku dia sudah berdiskusi dengan Mike Pence, bukan Trump, terkait penempatan pasukan.

Baca juga: Massa Pendukung Trump Menerobos Masuk Gedung Capitol, 1 Tewas Ditembak

Pengganti Menhan Mark Esper itu menuturkan, dirinya sudah berbicara dengan Pence, Milley, maupun Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

Dia menyatakan sudah mengaktifkan Garda Nasional untuk membantu kepolisian lokal dan federal menertibkan situasi.

"Pasukan kita sudah disumpah untuk melindungi konstitusi dan demokrasi, dan mereka akan bertindak secara benar," tegas Miller dikutip Daily Mail.

Baca juga: Seruan Trump Dipecat Mencuat, Berikut Rangkuman Pemakzulannya Sebelumnya

Sebelumnya, para penasihat Gedung Putih dibuat meradang karena bos mereka tak berusaha menghentikan kericuhan di Capitol.

Bahkan, salah satu sumber internal mengungkapkan ada yang sampai memohon supaya sang presiden merekam video untuk menyudahi insiden tersebut.

"Jika kami bisa melemparkannya ke arah kerumunan yang marah, tentu kami akan lakukan itu," ujar salah satu sumber dengan geram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com