Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim WHO yang Dikirim untuk Selidiki Asal-usul Covid-19 Ditolak Masuk China

Kompas.com - 06/01/2021, 12:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

 

JENEWA, KOMPAS.com - Tim pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikirim untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 mengaku ditolak masuk ke China.

Dua anggota di antaranya disebut sudah memutuskan perjalanan mereka. Salah satunya memilih pulang, dan yang lainnya menetap di negara lain.

Badan kesehatan di bawah PBB itu menyatakan, permasalahan mereka adalah izin visa yang dianggap belum terpenuhi sehingga ditolak masuk.

Baca juga: WHO Umumkan Vaksin Covid-19 Pertama Resmi Dapat Izin Penggunaan Darurat, dari Perusahaan Mana?

Pada Desember, Beijing setuju mengizinkan WHO masuk untuk mencari tahu asal-usul Covid-19 setelah berbulan-bulan negosiasi.

Virus corona itu pertama kali merebak di Wuhan pada Desember 2019, dengan dugaan kuat berasal dari Pasar Seafood Huanan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku sangat kecewa dengan Pemerintah China, seperti dikutip BBC, Rabu (6/1/2021).

Tedros mengeluhkan "Negeri Panda" tak kunjung merampungkan izin sehingga dua dari tim pakar yang mereka kirimkan tak bisa masuk.

"Saya sebelumnya sudah diyakinkan bahwa mereka akan mempercepat prosedur internal terkait penempatan tim secepatnya," kata Tedros di Jenewa.

Dia bahkan mengaku sudah berkontak dengan pejabat senior China, dan menekankan misi ini adalah prioritas utama WHO.

Baca juga: Dirjen WHO Curhat Kondisi Kampung Halaman Memburuk dari Covid-19 hingga Konflik

Badan kesehatan itu sebelumnya menyatakan, tim berisi 10 pakar dari berbagai negara akan diterjunkan ke China selama mungkin.

Misi mereka adalah satu, yaitu membuktikan klaim bahwa hewan adalah penyebar utama Covid-19 serta menganalisis bagaimana bisa menular ke manusia.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa virus corona yang menginfeksi manusia sudah bersirkulasi di kelelawar selama bertahun-tahun tanpa terdeteksi.

Baca juga: Kepala WHO: Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir di Dunia

Meski begitu, saat ini ilmuwan masih belum mampu memecahkan hewan apa yang menjadi perantara antara kelelawar dan manusia.

Kepala Kedaruratan Mike Ryan menuturkan, tim awal berisi dua orang sudah diberangkatkan sejak Selasa (5/1/2021) dini hari waktu setempat.

Namun, berdasarkan laporan kantor berita Reuters, yang satu terpaksa berbalik arah, satunya lagi memilih menetap dulu di negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Global
Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Global
Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Global
Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com