Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pemimpin Arab Teluk Tanda Tangani Deklarasi Perdamaian dengan Qatar

Kompas.com - 06/01/2021, 11:05 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Empat negara yang bersama-sama memboikot Qatar berharap embargo dan serangan media mereka akan menekannya untuk mengakhiri hubungan dekatnya dengan Turki dan Iran.

Mesir dan UEA memandang dukungan Qatar dan Turki terhadap kelompok-kelompok Islam seperti Ikhwanul Muslimin sebagai ancaman keamanan. Arab Saudi dan Bahrain terutama mengkhawatirkan hubungan Qatar dengan Iran.

Boikot tersebut gagal untuk mengubah sikap Doha, bahkan mendorong Qatar lebih dekat ke Turki dan Iran, karena membantu negara Teluk yang sangat kaya itu saat menghadapi kekurangan pasokan medis dan makanan pada hari-hari pertama embargo.

Sementara keputusan Saudi untuk mengakhiri embargo menandai tonggak penting untuk menyelesaikan perselisihan, jalan menuju rekonsiliasi penuh masih jauh dari jaminan.

Baca juga: Rasanya Seperti Mengangkat Tirai Besi, Pengakuan Rakyat Israel Setelah Damai dengan UEA

 

Selain Saudi, keretakan antara Abu Dhabi dan Doha paling dalam, dengan UEA dan Qatar memiliki perselisihan ideologis yang tajam.

Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, men-twit pada Senin malam bahwa negaranya ingin memulihkan persatuan Teluk tetapi memperingatkan bahwa "Kami punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

Sementara itu, konflik di Libya tetap menjadi masalah yang diperdebatkan, dengan Mesir dan UEA mendukung komandan militer Khalifa Hifter, yang melancarkan serangan 2019 terhadap blok yang berbasis di Tripoli yang didukung oleh Turki dan Qatar.

Thafer mengatakan masalah yang memicu perselisihan itu belum terselesaikan.

“Ketegangan inti masih ada, dan itu meninggalkan tanda tanya besar tentang bagaimana mereka akan bergerak maju,” katanya.

Baca juga: Putra Mahkota Abu Dhabi Kunjungi Presiden Mesir Bahas Kesepakatan dengan Israel

 

KTT dan deklarasi yang ditandatangani di Al-Ula untuk mendukung persatuan Teluk "adalah mekanisme membangun kepercayaan lebih dari sekadar rekonsiliasi penuh."

Syekh Tamim bin Hamad Al Thani dari Qatar hadir untuk pertama kalinya pada KTT Arab Teluk tahunan setelah Arab Saudi mencabut boikot. Biasanya, Syekh Al Thani hanya mengirim utusan pada 2 tahun KTT terakhir.

Beberapa gambar muncul di media sosial, menunjukkan keakraban antara Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dengan Syekh Al Thani usai KTT.

Pangeran bin Salman tampak mengajak Syekh Al Thani berkeliling situs bersejarah Al Ula sebelum Emir Qatar yang menjadi tamunya pulang ke negara asalnya.

Menteri Luar Negeri Mesir juga menghadiri pertemuan 6 negara Dewan Kerja Sama Teluk yang terdiri dari Arab Saudi, UEA, Brahrain, Kuwait, Oman dan Qatar. Acara itu dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan bukan ayahnya, Raja Salman Al Saud.

Baca juga: Turki Tak Lagi Jadi Pilihan Destinasi Wisata Turis Arab Saudi, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com