Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usut Asal Covid-19, "Wanita kelelawar" China Bersedia Diperiksa WHO

Kompas.com - 23/12/2020, 19:28 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

WUHAN, KOMPAS - Ilmuwan China menegaskan bersedia terbuka terhadap kunjungan apa pun, untuk meluruskan spekulasi bahwa virus corona bocor dari laboratorium Wuhan-nya.

Kepada BBC, Shi Zhengli, wakil direktur Institut Virologi Wuhan (WIV), mengatakan telah dua kali berkomunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Rencananya misi pencarian fakta Covid-19 di Wuhan digelar Januari.

“Saya secara pribadi dan dengan jelas menyatakan akan menyambut mereka untuk mengunjungi WIV,” melansir New York Post pada Selasa (22/12/2020).

“Saya secara pribadi akan menyambut segala bentuk kunjungan berdasarkan dialog yang terbuka, transparan, terpercaya, dapat diandalkan, dan masuk akal,” tulis ilmuwan yang terkenal dengan studinya tentang kelelawar, sehingga membuatnya disebut “wanita kelelawar.”

Ditanya apakah itu akan mencakup penyelidikan formal dengan akses ke data dan catatan labnya, dia berkata, "Rencana spesifik bukan saya yang putuskan."

Zhengli bersikeras bahwa basis data online lab telah dihapus awal tahun ini. Itu dilakukan karena serangan terhadap staf dan laboratorium tersebut. Sementara penelitiannya disimpan di basis data lain serta "diterbitkan dalam jurnal bahasa Inggris dalam bentuk makalah.

Baca juga: Pakar Virologi China Klaim Asal Virus Corona dari Laboratorium Wuhan

“Ini benar-benar transparan. Kami tidak menyembunyikan apa pun, ”dia bersikeras.

Terlepas dari klaim keterbukaannya, kantor pers laboratorium yang kontroversial itu kemudian menghubungi BBC. Mereka menegaskan Zhengli hanya berbicara dalam kapasitas pribadi dan pernyataannya belum disetujui.

BBC juga mempertanyakan apakah 10 ilmuwan WHO bahkan akan memeriksa, apakah novel coronavirus bisa bocor dari laboratorium.

Hal itu mengingat salah satu tim WHO, ahli zoologi Inggris Peter Daszak, menyebut teori itu sebagai "teori konspirasi" yang "murni omong kosong."

Daszak, telah bekerja erat dengan laboratorium Wuhan selama lebih dari satu dekade. Dia mengaku mengenal beberapa orang di sana dengan cukup baik. Kunjungan ke lab, bertemu dan makan malam dengan ilmuwan disana juga dilakukannya selama lebih dari 15 tahun.

"Saya bekerja di China dengan mata terbuka lebar. Saya memutar otak kembali ke masa lalu untuk sedikit saja menemukan sesuatu yang mungkin tidak diinginkan. Dan saya belum pernah melihat itu," katanya.

Baca juga: Ini Dua Syarat China agar Terbuka dalam Penyelidikan Asal Covid-19

Menurutnya, memeriksa teori kebocoran laboratorium bukan tugas yang harus dia lakukan. Fokus utama pemeriksaan kata dia, adalah Pasar Seafood Huanan.

“WHO telah menyusun kerangka acuan penyelidikan, dan mereka mengatakan kami akan mengikuti buktinya, dan itulah yang harus kami lakukan,” katanya kepada BBC.

Tim berita BBC juga mencoba mengunjungi Tongguan, daerah tempat para penambang jatuh sakit delapan tahun lalu saat bekerja di gua kelelawar.

Sampel darah mereka dikumpulkan oleh laboratorium Wuhan pada tahun 2012. Hasilnya menunjukkan virus yang terinfeksi oleh penambang (RaTG13), punya kemiripan 96,2 persen dengan Covid-19.

Namun, para ilmuwan mencatat bahwa RaTG13 masih terlalu jauh untuk berevolusi menjadi SARS-Cov-2, virus yang menyebabkan virus corona baru.

Tetapi para wartawan tidak pernah sampai ke Tongguan. BBC mengatakan timnya terus-menerus dihentikan di pos pemeriksaan tertentu, dan diblokir oleh truk dan mobil yang rusak. Mereka ditempatkan di seberang jalan sebelum mereka sampai di sana.

Baca juga: WHO Tanggapi Misteri Asal-usul Covid-19 dan Tepis Kritik Transparansi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com