PYONGYANG, KOMPAS.com - Sebuah laporan memperingatkan bahwa ada dugaan peretas Korea Utara dan Rusia bekerjasama dalam aliansi kriminal yang sangat berbahaya untuk mendukung program nuklir.
Kedua negara itu adalah rumah bagi geng kriminal dunia maya yang canggih dan diyakini terkait dengan pihak negara berada di balik serangan peretasan di Inggris.
Perusahaan keamanan Intel 471 menemukan hubungan antara Korea Utara dan Rusia, menunjukkan keduanya berbagi senjata siber yang dapat digunakan untuk melawan Barat, sebagaimana yang dilansir dari The Sun pada Kamis (17/12/2020).
Korea Utara diketahui menggunakan operasi peretasannya untuk membantu mendanai program nuklirnya. PBB mengatakan skema siber telah menghasilkan 2 miliar dollar AS (Rp 28,2 triliun) bagi Kim Jong Un dalam 3 tahun.
Pengungkapan itu muncul ketika prajurit siber Vladimir Putin telah dikaitkan pada pekan ini dengan serangan peretasan besar-besaran di AS, yang disebut sebagai pelanggaran Solar Winds.
Baca juga: Para Peneliti Vaksin Covid-19 Jadi Sasaran Serangan Siber
Intel 471 menemukan hubungan antara pencurian di dunia maya Kim dan operasi perangkat lunak berbahaya, malware, yang dioperasikan Rusia. Hubungan keduanya disebut TrickBot.
TrickBot dideskripsikan dalam laporan "penawaran malware sebagai layanan" untuk dijual kepada peretas dengan koneksi yang tepat.
Ini "dijalankan oleh penjahat siber berbahasa Rusia, yang tidak diiklankan secara terbuka di forum atau pasar kejahatan siber terbuka atau khusus undangan".
TrickBot bekerja dengan "penjahat siber tingkat atas dengan reputasi yang terbukti," kata laporan itu.
Unit peretasan Korea Utara Lazarus Group diyakini berada di balik serangan terhadap layanan kesehatan masyarakat nasional Inggris (National Health Service/NHS.
Itu juga telah dituduh menggunakan iklan pekerjaan palsu di LinkedIn untuk meretas perusahaan dan mencuri uang sebanyak 81 juta dollar AS (Rp Rp 1,14 triliun) dari bank sentral Bangladesh.
Baca juga: Menlu AS: Serangan Siber Korea Utara Lebih Berbahaya daripada Rusia
Mereka telah digambarkan sebagai "aktor strategis yang menakutkan dan muncul klasik" oleh mantan direktur keamanan siber Gedung Putih Grey Rattray
Peretas Rusia sebenarnya sudah ada lebih lama, tetapi baru-baru ini kembali menjadi sorotan setelah menyerang lagi untuk mencoba mencuri vaksin virus corona Inggris.
Sementara, serangan penjahat siber baru-baru ini di AS dicap sebagai "deklarasi perang virtual" oleh Senator Dick Durbin.
Laporan Intel 471 mengatakan peneliti keamanan lain telah menunjukkan kemungkinan hubungan antara Rusia dan Korea Utara.