BANGKOK, KOMPAS.com - Sepasang orangutan Sumatera diterbangkan pulang ke Indonesia pada Kamis (17/12/2020).
Melansir Euronews, kedua orangutan itu diselundupkan ke Thailand oleh penyelundup satwa liar saat masih bayi.
Kedua orangutan itu bernama Ung Aing dan Natalee. Mereka dibawa ke negara itu tiga tahun lalu.
Kini mereka berusia empat tahun. Polisi mengatakan Ung Aing dan Natalee dimaksudkan untuk dijual ke industri pariwisata.
Orangutan tersebut ditemukan setelah polisi mendapat informasi, tentang sebuah kendaraan yang menyeberang ke Thailand dari Malaysia pada Juni 2017.
Mereka diselamatkan bersama dengan 39 kura-kura Hamilton, 12 kura-kura India, dan enam rakun.
Sepasang orangutan tersebut sempat dikandangkan di pusat penyelamatan satwa liar di Thailand.
Baca juga: Langka, Orangutan Sumatera Berhasil Lahir di Kebun Binatang Belgia
Setelah kembali ke Indonesia, mereka akan menjalani program rehabilitasi sebelum dilepaskan kembali ke alam liar di Sumatera.
Ung Aing dan Natalee harus menjalani tes virus corona sebelum keberangkatan mereka. Proses ini dilakukan oleh para ahli hewan dari Universitas Chulalongkorn Bangkok, melansir AFP pada Kamis (17/12/2020).
Petugas sempat memberi makan keduanya pisang, kelapa, dan elektrolit melalui lubang kecil di kandang mereka.
Sempat bersembunyi di karung goni hewan-hewan itu pada awalnya ragu-ragu, tetapi akhirnya mengambil suguhan mereka.
Wakil Direktur Jenderal Taman Nasional dan Satwa Liar Thailand Prakit Vongsrivattanakul mengatakan, 69 orangutan yang diselundupkan telah dikirim kembali ke Indonesia sejak 2006. Banyak dari jumlah itu dapat kembali ke alam liar.
Baca juga: Pemburu Harimau Amur yang Bunuh, Kuliti dan Hendak Jual Satwa Itu Ditangkap
Meski kedua orangutan itu sedang dalam perjalanan pulang, hidup mereka masih dalam bahaya.
Orangutan Sumatera sangat terancam punah dan populasinya diperkirakan kurang dari 15.000 masih berada di alam liar.
Habitat hutan hujan orangutan Sumatera menyusut drastis selama beberapa dekade terakhir. Kerusakan habitat terjadi akibat penebangan, perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan.
Hal itu mendorong orangutan Sumatera ke ambang kepunahan.
Perburuan ilegal spesies ini juga jadi salah satu faktor terbesar yang memengaruhi penurunan jumlah mereka.
“Populasi orangutan terfragmentasi, terpecah oleh jalan dan perkebunan sehingga menjadi sasaran empuk bagi para pedagang,” menurut Masyarakat Orangutan Sumatera.
Pemburu sering menangkap orangutan untuk dijual sebagai hewan peliharaan.
Baca juga: Jika Pasar Basah Dibatasi, Perdagangan Satwa Liar Dikhawatirkan Meningkat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.