Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari Setengah Juta Orang Uighur Diduga Dipaksa Memetik Kapas di China

Kompas.com - 16/12/2020, 14:18 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Newsweek

Bulan Oktober tahun ini, Kementerian Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mengatakan pekerja Uighur dipaksa untuk menanggung kondisi yang mengerikan dan menerima gaji kecil.

Mereka juga dilaporkan tidak diizinkan untuk pergi, dan memiliki komunikasi terbatas atau tidak sama sekali dengan anggota keluarga.

“Jika komunikasi dan kunjungan keluarga. diizinkan, mereka diawasi dengan ketat atau dipersingkat," demikian keterangan dari kementerian tersebut.

Tetapi pemerintah China telah menolak klaim ini. Menurut mereka, kamp itu adalah pusat pelatihan kejuruan yang dimaksudkan melawan ekstremisme, dan membantah semua tuduhan kerja paksa.

Selama konferensi pers di Beijing Selasa (15/12/2020), juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin mengatakan, tidak ada kerja paksa yang dituduhkan oleh orang-orang tertentu dengan motif tersembunyi.

Baca juga: Perusahaan Mobil VW Bantah Ada Kerja Paksa Etnik Uighur di Pabrik Xinjiang

“Membantu orang dari semua kelompok etnis mencapai pekerjaan yang stabil sama sekali berbeda dengan kerja paksa,” tambahnya.

Wang mengatakan bahwa pekerja dari semua kelompok etnis di Xinjiang tidak didiskriminasi berdasarkan etnis, jenis kelamin, atau keyakinan agama.

Tetapi pemerintah AS telah menolak wilayah Xinjiang karena tuduhan kerja paksa.

Awal bulan ini, AS melarang impor kapas dari Xinjiang Production and Construction Corps. Perusahaan kapas besar itu mengelola hampir sepertiga kapas yang bersumber di wilayah tersebut.

RUU tambahan yang mengusulkan untuk melarang semua impor dari Xinjiang belum lolos ke Senat AS.

Merek pakaian internasional utama, termasuk Adidas, Gap dan Nike, dituduh menggunakan kerja paksa Uighur dalam rantai pasokan tekstil mereka awal tahun ini, menurut laporan oleh Institut Kebijakan Strategis Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com