"Vaksin akan dibagikan kepada semua orang Italia secara gratis. Awalnya tidak wajib. Pemerintah akan memantau kemajuan kampanye tersebu," tambahnya.
Baca juga: Studi Sebut Covid-19 Diduga Muncul di Italia sejak September 2019
Italia, negara Eropa pertama yang terpukul oleh pandemi virus corona awal tahun ini, telah berjuang melawan lonjakan infeksi baru dalam beberapa bulan terakhir yang telah membuat total korban tewas melebihi 56.000.
Toko-toko, restoran, dan bar di daerah yang terkena dampak paling parah telah ditutup dan jam malam nasional diberlakukan, tindakan yang menurut Speranza telah menurunkan tingkat infeksi.
Namun, dia mengatakan warga Italia harus mempersiapkan diri untuk pembatasan yang berlanjut selama liburan Natal.
Ia memperingatkan seluruh masyarakat untuk tetap selalu berhati-hati, karena ancaman bahaya virus corona tetap ada.
Ia menambahkan, "Jika kita lengah sekarang, gelombang ketiga sudah dekat."
Speranza tidak memberikan perincian konkret tentang langkah-langkah baru yang akan mulai berlaku ketika pembatasan sebelumnya berakhir pekan ini.
Baca juga: Uni Eropa Alokasikan Dana Rp 341 Miliar Lebih untuk Program Baru ASEAN Atasi Covid-19
Namun, dia mengatakan perjalanan internasional selama musim perayaan Natal "harus dicegah".
Lalu, perjalanan antardaerah kemungkinan akan dilarang, yang akan menjadi pukulan bagi mereka yang berharap untuk berkumpul dengan kerabat mereka di daerah lain.
Semua pergerakan antarkota diperkirakan dilarang pada Hari Natal hingga 26 Desember.
Pemerintah Italia juga bergabung dengan dorongan Jerman untuk melarang liburan ski di seluruh Eropa selama Natal, di tengah kekhawatiran resor dapat menjadi sumber utama sumber penyebaran infeksi virus corona.
Namun, langkah tersebut menghadapi pertentangan dari para pemimpin regional.
Austria mengatakan itu akan menjadi bencana ekonomi.
“Potensi pertemuan di tempat-tempat wisata yang terkait khususnya dengan kegiatan ski perlu dihindari,” kata Speranza.
Baca juga: Inggris Jadi Negara Pertama yang Setuju Penggunaan Vaksin Pfizer-BioNTech