Pada 28 Januari 2020, Trump meluncurkan rencana perdamaian Timur Tengah yang kontroversial yang akan membuka jalan bagi pencaplokan wilayah Tepi Barat oleh Israel.
Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Jet Tempur Israel Gempur Suriah dan Tewaskan 10 Orang
Dalam pengumuman yang mengejutkan pada Agustus, Trump mengatakan bahwa Israel dan UEA telah mencapai kesepakatan “bersejarah" untuk menormalkan hubungan.
Israel setuju untuk menangguhkan aneksasi beberapa wilayah Tepi Barat yang diduduki, tanpa mengatakan berapa lama.
Pada 11 September, Trump menyatakan bahwa Bahrain dan Israel juga akan menormalisasi hubungan.
Palestina mengutuk kesepakatan itu dan memenyebutnya sebagai tikaman dari belakang.
Beberapa pekan kemudian, Israel menyetujui rencana pembangunan 4.948 pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu dan Joe Biden Siapkan Janji Temu Segera
Pada 23 Oktober, Sudan menormalisasi hubungan dengan Israel karena Trump setuju untuk mencabut Sudan dari daftar hitam AS yang diduga mensponsori terorisme.
Pada Senin, muncul laporan bahwa Netanyahu mengadakan pembicaraan rahasia di Arab Saudi dengan MBS pada Minggu (22/11/2020) di wilayah kerajaan.
Jika Arab Saudi benar-benar menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, maka itu akan menjadi hadiah diplomatik besar-besaran bagi negara Yahudi tersebut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan