Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peminat Bahasa Indonesia Turun Drastis di Australia, Pemerintah RI Didesak Ikut Bantu

Kompas.com - 23/11/2020, 16:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Guna menjadikan bahasa Indonesia semakin internasional dan membantu pengajaran bahasa Indonesia di luar negeri, seperti Australia, Pemerintah Indonesia didesak untuk ikut membantunya, seperti memberikan subsidi bagi tenaga pengajar di berbagai universitas di Australia.

Hal ini dikatakan Profesor Emeritus David T Hill dari Perth yang sudah selama 20 tahun terakhir berkecimpung dalam pengajaran bahasa Indonesia di Australia.

Liam Prince, Direktur konsorsium ACICIS, sebuah lembaga nirlaba yang menyediakan kesempatan bagi mahasiswa Australia untuk belajar di Indonesia, juga mengatakan Pemerintah Indonesia paling tidak bisa memberikan bantuan dana bagi kampanye yang akan dilakukan untuk lebih menjual pengajaran bahasa di Australia.

Baca juga: Kisah Muda-Mudi WNI Bertahan di Australia sebagai Pekerja Penampungan Gandum

David dan Liam berbicara dengan wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya menyusul rencana La Trobe University di Melbourne untuk menghentikan program bahasa Indonesia di akhir tahun 2021.

La Trobe University adalah satu dari 14 perguruan tinggi yang masih memiliki program Bahasa Indonesia.

Padahal ketika memulai pengajaran bahasa Indonesia pada 1989, La Trobe menjadi bagian 22 dari 42 universitas di Australia yang mengajarkan bahasa Indonesia.

David adalah pendiri dan Direktur ACICIS ketika didirikan pada 1995, sebelum pensiun dari tugasnya mengajar di Universitas Western Australia (UWA) beberapa waktu lalu.

"Saya selama sudah 20 tahun berusaha mengikuti naik turun belajar mahasiswa belajar bahasa Indonesia di universitas," kata David.

"Dari data memang kelihatan peminat cenderung turun secara drastis."

"Tetapi yang saya lihat belakangan ancaman yang sangat besar pada beberapa jurusan bahasa Indonesia yang tersebar di universitas di beberapa negara bagian."

"Dalam konteks ini sangat khawatir di La Trobe, jangan-jangan akan juga terjadi di universitas lain." kata David.

Baca juga: Kisah Mahasiswa dan Pengawas Asal Indonesia yang Gugup Saat Ujian Online di Australia

Dari tahun ke tahun sudah berulang kali dibahas mengenai penyebab menurunnya minat siswa di Australia untuk belajar bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia.

David mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia untuk mengatasi masalah ini.

Secara umum, David mengatakan mereka yang berkecimpung dalam pengajaran bahasa Indonesia di Australia sudah berterima kasih kepada pemerintah dan wakil pemerintah Indonesia yang aktif mendukung pengajaran bahasa Indonesia di Australia.

Namun dibandingkan negara lain seperti China dan negara Eropa yang sudah memiliki lembaga untuk mengajarkan bahasa seperti Confucius Institute (China), Korean Foundation (Korea Selatan), Gothe (Jerman), Alliance Francaise (Prancis), Japan Foundation (Jepang), David mengatakan Indonesia perlu memikirkan hal seperti ini dengan lebih serius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com