Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntuan APD Tak Digubris Pemerintah, Dokter di Kenya Mogok Kerja

Kompas.com - 16/11/2020, 15:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NAIROBI, KOMPAS.com - Perserikatan Dokter, Apoteker, dan Dokter Gigi di Kenya (KMPDU) sepakat untuk melakukan mogok kerja selama 21 hari melalui sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter, Minggu (15/11/2020).

Keputusan tersebut diambil KMPDU karena mereka menganggap pemerintah tidak segera mengatasi masalah lama yang belum juga terselesaikan.

Aksi mogok kerja tersebut digelar di saat angka aksus Covid-19 di Kenya semakin melonjak dan jumlah kematian akibat virus corona juga semakin banyak.

Dilansir dari BNN Bloomberg, Senin (16/11/2020) KMPDU menyatakan pemerintah Kenya belum juga menyediakan alat pelindung diri (APD) yang memadai, perlindungan asuransi kesehatan yang komprehensif, dan kompensasi pekerja.

Baca juga: Seorang Dokter Rela Luka Parah Demi Selamatkan Pasien Covid-19 dalam Kebakaran RS di Rumania

Karena pandemi Covid-19, tenaga kesehatan dan tenaga medis di Kenya berhadapan dengan tempat kerja yang sulit, berisiko, dan berbahaya.

Oleh karena itu, KMPDU berpendapat bahwa perlindungan untuk mereka merupakan hal yang mutlak.

Namun, karena kurangnya perlindungan tersebut, khususnya ketersediaan APD yang layak dan lengkap, sejumlah tenaga kesehatan dan tenaga medis telah kehilangan nyawa di garis depan.

Banyaknya tenaga medis dan tenaga kesehatan yang berguguran akibat Covid-19 membuat kerugian besar dalam memerangi virus corona di Kenya.

Baca juga: Bunuh dan Masak Dokter yang Memaksanya Berhubungan Seks, Perawat Ini Dihukum Mati

"Hilangnya 30 petugas kesehatan, 10 di antaranya adalah dokter spesialis senior, merupakan kerugian besar bagi negara dalam perang melawan Covid-19," menurut pernyataan itu.

Menurut pernyataan tersebut, aksi mogok akan berlangsung hingga 6 Desember.

"Dewan Penasihat Nasional telah memutuskan untuk mengeluarkan pemberitahuan pemogokan 21 hari. Dokter tidak akan memulai misi bunuh diri," tulis KMPDU di Twitter.

KMPDU mengatakan selama delapan bulan terakhir mereka telah berjuang agar pemerintah menyediakan tuntutan yang mereka ajukan.

Baca juga: Tergiur Jadi Kaya Raya, Dokter Ini Tertipu Membeli Lampu Aladdin Rp 4,8 Miliar

 

Namun selama itu juga, mereka tidak mendapatkannya.

"Karena pemerintah tidak segera bertindak untuk menyelesaikan masalah, perserikatan terpaksa meninjau kembali pilihannya," bunyi pernyataan tersebut.

Dilansri dari BNN Bloomberg, Kenya mencatat 70.245 kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi dan 1.269 kematian pada Minggu (15/11/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com