Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Coba Mengatasi Rokok, Padahal Kim Jong Un Perokok Berat

Kompas.com - 14/11/2020, 21:24 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

TV pemerintah pernah menayangkan program bertajuk The Extra Quality Favourite Item Threatening Life.

Pada tayangan itu, para perempuan memarahi para perokok pria, menyebut mereka orang bodoh yang mengganggu lingkungannya.

Terlepas dari konteks budaya dan gender, kebiasaan merokok sudah membunuh banyak orang di Korea Utara.

Setiap tahun, lebih dari 71.300 orang meninggal di Korea Utara karena penyakit yang disebabkan oleh konsumsi tembakau, menurut data yang dikumpulkan oleh Tobacco Atlas.

Sebagai perbandingan, Australia - negara dengan populasi serupa, yakni sekitar 25 juta orang - mengalami 22.200 kematian setiap tahun karena konsumsi produk tembakau.

Baca juga: Akankah Korut Semakin Benci Amerika Usai Joe Biden Menang Pilpres?

Jadi, apa yang telah dicapai kampanye ini?

Beberapa ahli kesehatan merasa inisiatif tersebut membawa dampak.

"Kurang dari separuh pria dewasa atau 46,1 persen adalah perokok: angka ini turun dari 52,3% pada 2009. Selama lebih dari 20 kunjungan terakhir saya Korea Utara selama 13 tahun belakangan, saya melihat lebih sedikit perokok di Pyongyang, terutama pada pria yang lebih muda," kata Kee B Park, direktur Proyek Kebijakan Kesehatan Korea di Harvard Medical School kepada BBC Monitoring.

Tetapi tampaknya ada pesan yang beragam karena rokok tersedia dengan harga terjangkau di Korea Utara.

"Seperti banyak negara, Korea Utara berjuang menuju konsep modernitasnya sendiri, yang mencakup beberapa kebijakan kesehatan modern seperti yang meminta warga berhenti merokok," kata Min Chao Choy.

"Perbedaan antara aspirasi rezim dan apa yang terjadi dalam kenyataan seringkali sangat besar dan hal itu dapat dilihat dari aturan larangan merokok versus kebiasaan warga untuk merokok," sambungnya.

Baca juga: Ranjau yang Dipasang untuk Cegah Pembelot Meledak, Puluhan Tentara Korut Terluka

Beberapa analis merasa bahwa pencegah yang lebih kuat diperlukan untuk membuat orang menghentikan kebiasaan merokok itu.

"Kampanye anti-rokok mungkin bertujuan untuk mengurangi jumlah perokok di tempat-tempat tertentu. Selain kemauan keras, tidak banyak mekanisme yang bisa dilakukan untuk membantu seseorang berhenti merokok di Korea Utara," kata Banfill.

Namun, bayangkan betapa kuat pesan kampanye itu jika pemimpinnya memberikan contoh yang lebih baik dan memutuskan untuk berhenti merokok?

Tentu saja tidak ada yang tahu kapan atau apakah itu akan terjadi.

Baca juga: Tangkal Ancaman Korut, Korsel Akan Gelar Latihan Gabungan Berskala Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com