Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timeline Perang Azerbaijan-Armenia: Awal Mula, Pelanggaran, dan Gencatan Senjata

Kompas.com - 10/11/2020, 17:50 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

STEPANAKERT, KOMPAS.com - Armenia dan Azerbaijan telah menyetujui gencatan senjata total pada Selasa (10/11/2020), usai serangkaian kemenangan Azeri dalam memperebutkan wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.

Wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri itu sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia dan didukung oleh Yerevan, lalu menjadi medan perang sejak September.

Berikut adalah timeline perang Azerbaijan-Armenia yang dirangkum dari pemberitaan AFP.

Baca juga: Rusia Kerahkan Pasukan Penjaga Perdamaian di Nagorno-Karabakh untuk Hentikan Perang Armenia-Azebaijan

1. Serangan balik

Armenia dan Azerbaijan, dua negara bekas republik Soviet di Kaukasus, saling tuduh memulai bentrokan mematikan yang pecah pada 27 September.

Separatis etnis Armenia merebut wilayah Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan dalam perang 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa. Sejak saat itu adu tembak terus terjadi.

Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan, pihaknya melancarkan serangan balasan untuk melindungi penduduk, sedangkan otoritas separatis mengklaim ibu kota wilayah itu, Stepanakert, telah dibom.

Darurat militer kemudian diberlakukan di seluruh Armenia, Nagorno-Karabakh, dan Azerbaijan di mana Presiden Ilham Aliyev menerapkan jam malam di Baku dan beberapa kota lainnya.

Baca juga: Armenia-Azerbaijan Gencatan Senjata Total, Warga Baku Gegap Gempita

2. Bensin yang menyulut api

Sebagai pendukung kuat Azerbaijan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 28 September menyerukan Armenia untuk mengakhiri pendudukan di Nagorno-Karabakh.

Keesokan harinya Armenia mengatakan, jet tempur F-16 Turki yang lepas landas dari Azerbaijan menembak jatuh pesawat perang Armenia.

Turki membantah klaim tersebut. Lalu Moskwa yang memiliki aliansi militer dengan Yerevan, mendesak Ankara untuk tidak "menambah bensin yang menyulut api".

Api dari ledakan di perang Azerbaijan-Armenia terlihat di kota puncak bukit Susha dekat Stepanakert, kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh, pada Sabtu (7/11/2020).AP PHOTO Api dari ledakan di perang Azerbaijan-Armenia terlihat di kota puncak bukit Susha dekat Stepanakert, kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh, pada Sabtu (7/11/2020).
Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat juga mendesak kedua pihak untuk menghentikan pertempuran.

Baca juga: Sepakati Gencatan Senjata Total, Azerbaijan-Armenia Resmi Berdamai?

3. Kekhawatiran akan perang besar

Pada 30 September Rusia mengatakan, prajurit dari Suriah dan Libya dikerahkan ke perang Azerbaijan-Armenia. Turki tapi membantah mereka yang mengirimnya.

Presiden Azerbaijan lalu bersumpah untuk melanjutkan tindakan militer sampai penarikan penuh pasukan Armenia dari wilayah yang disengketakan.

Pada 1 Oktober Presiden Perancis, Rusia, dan AS menyerukan gebcatan senjata di tengah kekhawatiran bahwa Moskwa dan Ankara bisa ikut terlibat konflik tersebut.

4. Stepanakert dibombardir

Pada 2 Oktober Stepanakert dilanda serangan besar-besaran, lalu pada 4 Oktober pertempuran semakin intens. Stepanakert dan kota Ganja di Azerbaijan barat diserang.

Baca juga: PM Armenia Umumkan Gencatan Senjata Menyakitkan dengan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

5. Tragedi

Pada 6 Oktober PM Armenia Nikol Pashinyan mengatakan, bantuan Turki untuk Azerbaijan adalah penyebab pertempuran tersebut dan yakin bakal dibantu Rusia.

Keesokan harinya otoritas separatis mengatakan, separuh dari 140.000 penduduk Stepanakert telah diungsikan.

Kemudian pada 8 Oktober Katedral Ghazanchetsots situs ikonik untuk Gereja Apostolik Armenia di Karabakh dibom.

Selanjutnya tanggal 10 Oktober setelah perundingan dengan Rusia, Armenia dan Azerbaijan mengumumkan gencatan senjata tapi baru beberapa menit sudah dilanggar.

Baca juga: Azerbaijan Tembak Jatuh Helikopter Rusia di Perbatasan Armenia

6. Serangan baru

Pada 14 Oktober Yerevan mengatakan, mereka berhak menyerang infrastruktur atau situs militer mana pun di Azerbaijan.

Tentara Armenia memegang senapan mesin Kalashnikov dan mengarahkannya ke pos-pos Azerbaijan, dari parit di garis depan pada Rabu (21/10/2020).AP PHOTO Tentara Armenia memegang senapan mesin Kalashnikov dan mengarahkannya ke pos-pos Azerbaijan, dari parit di garis depan pada Rabu (21/10/2020).
Sehari kemudian Stepanakert dilanda pengeboman lagi. Dua hari selanjutnya Azerbaijan berjanji bakal membalas kematian 13 warga sipil dalam serangan rudal malam hari di Ganja.

Separatis Armenia mengonfirmasi adanya serangan balasan, dan menuduh Baku menargetkan infrastruktur sipil.

7. Hampir 5.000 orang tewas

Pada 18 Oktober gencatan senjata yang baru disepakati dilanggar lagi. Armenia dan Azerbaijan kembali saling menyalahkan.

Setelah PBB mendesak untuk menghormati gencatan senjata, PM Armenia pada 21 Oktober tidak memedulikan solusi diplomati.

Keesokan harinya Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, jumlah korban tewas dalam lebih dari 3 minggu pertempuran mendekati 5.000 orang.

Pada 26 Oktober gencatan senjata ketiga juga dilanggar lagi.

Baca juga: Azerbaijan Klaim Rebut Shusha, Kota Penting di Nagorno-Karabakh

8. Armenia minta bantuan Rusia

Pada 31 Oktober PM Armenia meminta bantuan Putin, dan Moskwa mengatakan siap memberi bantuan yang diperlukan kepada Armenia jika pertempuran meluas ke wilayah Armenia.

Namun Baku mengatakan, mereka tidak berniat melancarkan serangan militer ke Armenia.

9. Kemungkinan kejahatan perang

Pada 2 November Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet mengemukakan kemungkinan bahwa kejahatan perang telah dilakukan selama serangan membabi buta terhadap penduduk sipil.

10. Azerbaijan mengambil alih Shusha

Pada 8 November Azerbaijan mengklaim pasukannya telah merebut Shusha, kota terbesar kedua di Nagorno Karabakh, yang akan menjadi kemenangan besar.

Asap membubung tinggi akibat perang Azerbaijan-Armenia di Stepanakert, ibu kota wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan kedua negara. Foto diambil pada Sabtu (24/10/2020).AP PHOTO Asap membubung tinggi akibat perang Azerbaijan-Armenia di Stepanakert, ibu kota wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan kedua negara. Foto diambil pada Sabtu (24/10/2020).
Armenia membantah klaim itu, dan mengatakan pertempuran sedang berlangsung.

Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia Masih Membara, Medan Tempur Geser ke Puncak Bukit

11. Kesepakatan damai

Keesokan harinya Azerbaijan meminta maaf karena menembak jatuh helikopter militer Rusia di perbatasannya dengan Armenia.

Tak sampai 24 jam kemudian Putin menengahi kesepakatan damai yang disebutnya gencatan senjata total, dan PM Armenia mengaku kesepakatan itu menyakitkan.

Azerbaijan mengatakan Armenia menyerah, dan Turki sebagai sekutu mengklaim telah memenangkan keuntungan signifikan.

Demonstran lalu menyerbu markas besar pemerintah Armenia dan meluapkan kemarahannya.

Baca juga: Perang Nagorno-Karabakh, Azerbaijan Jatuhkan Jet Tempur Su-25 Armenia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com