KOMPAS.com—Ada beragam situasi yang membuat Pemilu Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pada Selasa (3/11/2020) waktu setempat akan memunculkan perubahan peta politik. Pandemi Covid-19, salah satunya.
Selain itu, perubahan demografi di sejumlah negara bagian pun diprediksi akan mempengaruhi hasil akhir. Misalnya, kelompok minoritas yang makin banyak mengenyam pendidikan universitas dan bermigrasi ke kawasan suburban.
Baca juga: Serba-serbi Sistem Pemilu Presiden AS
Ada sejumlah skenario yang diperkirakan dapat terjadi untuk keunggulan Donald Trump ataupun Joe Biden dengan beragam perubahan situasi ini.
Buat catatan, penentu kemenangan laga Trump dan Biden bukan lagi negara-negara bagian dengan poin electoral votes besar seperti California (55 poin) yang pasti dikuasai Demokrat.
Penentu hasil Pilpres AS dari masa ke masa adalah negara-negara bagian yang disebut sebagai swing state, bahkan bila poin yang diperebutkan tak lebih dari 5.
Baca juga: Peta dan Analisis Swing State di Pemilu Presiden AS 2020
Saat ini, proses pemungutan suara rakyat pemilik hak pilih (popular vote) sudah rampung. Perhitungan suara sudah dimulai.
Hasil dari proses ini akan menentukan suara mayoritas rakyat di setiap negara bagian. Kecuali di Nebraska dan Maine, kemenangan kandidat di popular vote akan menentukan seketika hasil electoral vote di negara bagian masing-masing, dalam sistem yang menerapkan prinsip winner takes all.
Adapun di Nebraska dan Maine, electoral vote diberikan secara proporsional kepada para kandidat sesuai hasil popular vote.
Proyeksi dan skenario lengkap untuk Trump dan Biden dapat dibaca di JEO Kompas.com Trump vs Biden, Siapa Bakal Menangi Pilpres AS 2020?
Berikut ini sejumlah skenario bagi kedua kandidat di Pilpres AS 2020 untuk dapat mengumpulkan sekurangnya 270 electoral vote kemenangan.
Jalan Presiden petahana Trump untuk mencapai angka 270 pada Pilpres AS 2020 disebut bakal curam. Beragam persoalan domestik selama pemerintahannya diperkirakan mengubah sikap rakyat di popular vote yang pada akhirnya berimbas ke electoral vote.
Sejumlah hasil survei menunjukkan, dia tak hanya ketinggalan di trio Rust Belt—Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan—yang harus dimenangkan untuk bisa menang mudah, tapi dia juga bakal tertatih di sejumlah negara bagian yang seharusnya sudah diamankan seperti Ohio, Iowa, Georgia, dan Maine Distrik kedua.
Jalur paling realistis bagi Trump adalah meminimalisir vote di trio Rust Belt yang akan hilang dari tangannya.
Survei menunjukkan Michigan dan Wisconsin adalah yang paling rawan direbut kembali oleh Biden. Trump masih akan menang tanpa dua negara bagian itu dengan syarat dia harus menang di Pennsylvania dan menyapu kemenangan di negara bagian lain yang dia menangkan pada Pilpres 2016.
Jika skenario ini berjalan, Trump punya peluang menang dengan 280 poin electoral vote. Dalam konteks skenario ini, kalau Pennsylvania sampai lolos dari genggaman Trump, dia kalah.