PUERTO COLOMBIA, KOMPAS.com - Seorang wanita Kolombia yang hilang dua tahun lalu secara ajaib ditemukan masih hidup di tengah laut.
Ia ditemukan oleh nelayan yang sedang berlayar, dan video penyelamatannya viral di media sosial.
"Puji Tuhan saya masih hidup," kata Angelica Gaitan (46) yang ditemukan pada Sabtu (26/9/2020) oleh nelayan Roland Visbal hampir 2 kilometer jauhnya dari Puerto Colombia.
Baca juga: PM Suga: Asia Tenggara Adalah Kunci Mengejar Perdamaian di Laut China Selatan
Dalam rekaman video yang beredar, Visbal dan seorang temannya bernama Gustavo terlihat mengarahkan kapal mereka ke arah wanita tersebut, yang kelihatannya terbujur kaku.
Mereka awalnya mengira Gaitan adalah sepotong kayu yang mengapung, sampai akhirnya dia mengangkat tangannya memberi isyarat minta tolong, menurut laporan The Sun.
Kedua nelayan itu kemudian coba berkomunikasi dengan Gaitan yang basah kuyup dengan bahasa Spanyol dan Inggris, tapi tak ada jawaban.
Laporan selanjutnya mengatakan bahwa Gaitan menderita kelelahan dan hipotermia, karena terombang-ambing selama 8 jam di tengah laut.
Visbal dan Gustavo dengan susah payah akhirnya berhasil mengangkut Gaitan ke kapal mereka, setelah mengikatkan tali pada pelampung yang mereka lempar kepadanya.
The Sun melaporkan, kata-kata pertama korban setelah diselamatkan adalah "Saya dilahirkan kembali. Tuhan tidak ingin saya mati."
Baca juga: Laut Sepi akibat Pandemi, Lumba-lumba Warna Pink Langka Muncul Lagi
Visbal dan Gustavo terus mencoba bercakap dengan Gaitan dan memberinya air, tapi si wanita justru menangis terisak. Ia tampak diliputi emosi mendalam atas kejadian mengerikan tersebut.
Kedua nelayan itu kemudian membawanya ke pantai. New York Post melaporkan, Gaitan dirawat penduduk setempat sebelum dibawa ke rumah sakit.
Setelah Gaitan teridentifikasi, kisahnya yang mengerikan terungkap. Ternyata dia putus hubungan dengan keluarganya dua tahun lalu dan mereka sama sekali tidak tahu keberadaannya.
Gaitan lalu bercerita kepada radio RCN bahwa dia meninggalkan keluarga karena puncak kekesalan selama 20 tahun kekerasan rumah tangga yang diderita dari suaminya.
Baca juga: Kisah Port Royal: Pelabuhan Era Bajak Laut, Kini Disulap Jadi Tempat Wisata
"Penganiayaan dimulai pada kehamilan pertama. Dia memukuli saya, melecehkan saya," ungkap Gaitan dalam wawancara yang dikutip New York Post.
"Pada kehamilan kedua saya, pelecehan berlanjut dan saya tidak bisa menjauh darinya karena anak-anak itu masih kecil."