Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Port Royal: Pelabuhan Era Bajak Laut, Kini Disulap Jadi Tempat Wisata

Kompas.com - 18/10/2020, 19:07 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Sekitar pukul 08:09 pada 20 Januari, sebuah peristiwa yang tidak pernah dibayangkan masyarakat Jamaika tengah berlangsung.

Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir, sebuah kapal pesiar bersandar di Port Royal, Jamaika, yang bersejarah.

Sebuah dermaga apung baru diperluas untuk menyambut sekitar 2.000 pengunjung yang tersenyum saat menjejakkan kaki di pulau itu.

Itu adalah peristiwa yang membanggakan bagi penduduk Kota Kingston. Peristiwa itu sebenarnya sudah lama didambakan, tapi tak pernah terwujud karena konflik politik dan minimnya pengembangan pelabuhan tersebut.

Kedatangan kapal pesiar itu juga menandai babak baru yang cerah untuk Port Royal, sebuah sejarah yang dikenal banyak orang Jamaika tetapi jarang dibicarakan di luar pantainya.

Port Royal sekarang menjadi kampung nelayan yang tenang di ujung lahan sepanjang 29 kilometer yang membentang dari Kingston.

Namun pada akhir abad ke-17 reputasinya begitu buruk sehingga dianggap sebagai tempat paling kejam di muka bumi.

Baca juga: Usain Bolt Positif Virus Corona, Polisi Jamaika Bakal Selidiki Pesta Ulang Tahunnya

Dikendalikan Spanyol selama lebih dari 150 tahun karena lokasinya yang strategis, pada 1655 Jamaika diserang pasukan Inggris. Secara tiba-tiba peralihan kepemilikan yang menguntungkan Inggris terjadi.

Namun karena tenaga kerja Inggris terbatas untuk melindungi pulau itu, Gubernur Jenderal saat itu, Edward D'Oyley, akhirnya merekrut bajak laut dan prajurit bayaran.

Situasi itu, ditambah dengan keuntungan dari perdagangan budak, gula, dan kayu gelondongan, membuat Port Royal berubah menjadi tempat alkohol, uang, dan seks.

Anak-anak berlarian di salah satu situs di Port Royal, Jamaika.Getty Images via BBC Indonesia Anak-anak berlarian di salah satu situs di Port Royal, Jamaika.

Bahkan, seperempat dari seluruh bangunan di tempat ini adalah bar dan rumah bordil.

Kawasan ini dengan cepat berkembang menjadi lahan basah bergelimang uang. Kerakusan bajak laut dan pesta pora menjadi legenda di tempat ini.

Ketenaran Port Royal akhirnya mengundang bajak laut terkenal zaman itu untuk berlabuh, salah satunya Kapten Henry Morgan. Mereka menyerang dan menjarah pelabuhan Spanyol yang tidak dipertahankan dengan baik di wilayah itu.

Setelah menjarah, para pelaut dengan cepat menghabiskan keuntungan mereka lewat gaya hidup hedonistik yang absurd.

Baca juga: Berasal dari Jamaika, Toni-Ann Singh Dinobatkan Jadi Miss World 2019

"Para bajak laut ini bebas melakukan yang mereka suka karena mereka dianggap membela kepentingan Jamaika. Pihak berwenang tidak punya pilihan selain membiarkan mereka," kata sejarawan lokal, Peter Gordon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com