Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Foto Wanita Bugil Hasil Editan Beredar di Internet, Pakaiannya Dihapus dengan AI

Kompas.com - 23/10/2020, 21:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Dia juga mengatakan timnya melihat foto apa saja yang dibagikan, dan "ketika kami melihat anak di bawah umur, kami memblokir pengguna tersebut untuk selamanya."

Tetapi keputusan untuk membagikan foto itu dengan orang lain tergantung pada siapa pun yang menggunakan bot, katanya.

Saat melakukan pembelaan dia mengatakan, "Ada perang, penyakit, banyak hal buruk yang berbahaya di dunia." Dia juga mengklaim akan segera menghapus semua gambar tersebut.

Telegram belum menanggapi permintaan komentar.

"Konten pedofil"

Sensity melaporkan bahwa antara Juli 2019 dan 2020, sekitar 104.852 perempuan telah menjadi sasaran dan gambar telanjang palsu mereka dibagikan secara publik.

Investigasi yang dilakukan menemukan bahwa beberapa gambar perempuan tampak di bawah umur, "menunjukkan bahwa beberapa pengguna menggunakan bot untuk membuat dan berbagi konten pedofil."

Baca juga: Seorang Laki-laki yang Dituduh Pedofil Diperkosa dan Dibunuh

Sensity mengatakan bot tersebut beriklan secara signifikan di situs media sosial Rusia, VK, dan survei di platform tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna berasal dari Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet.

Namun VK berkata, "Mereka tidak menolerir konten atau tautan semacam itu di platform mereka dan akan memblokir komunitas yang mendistribusikannya."

Telegram secara resmi dilarang di Rusia hingga awal tahun ini.

"Banyak dari situs web atau aplikasi ini tidak beroperasi di bawah tanah karena tidak dilarang secara tegas," kata Giorgio Patrini dari Sensity.

"Sampai (pelarangan) itu terjadi, saya khawatir keadaannya akan bertambah buruk."

Penulis laporan tersebut mengatakan bahwa mereka telah membagikan semua temuan dengan Telegram, VK, dan lembaga penegak hukum terkait, tetapi belum mendapatkan tanggapan.

Baca juga: Istri Telanjang Tiba-tiba Lewat Saat Suaminya Video Call dengan Eks Capres

Nina Schick penulis buku Deep Fakes and the Infocalypse mengatakan, pengguna deepfake ada di seluruh dunia, dan badan-badan hukum masih "mengejar ketinggalan" dengan teknologi.

"Hanya masalah waktu saja sampai konten itu menjadi lebih canggih. Jumlah video porno deepfake sepertinya berlipat ganda setiap enam bulan," katanya.

"Sistem hukum belum bisa secara tepat menangani masalah ini. Masyarakat berubah lebih cepat dari yang dapat kita bayangkan karena kemajuan teknologi yang eksponensial ini, dan kita sebagai masyarakat belum memutuskan bagaimana cara mengaturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com