“Tidak ada seruan untuk membenci, dan tidak ada seruan untuk melawan guru ini,” kata Henniche kepada Franceinfo.
Masjid tersebut menghapus postingan tersebut setelah terjadi peristiwa pembunuhan terhadap Paty dan mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan tersebut.
Baca juga: Ketua Konferensi Imam Perancis Sebut Guru yang Dipenggal adalah Pejuang Kebebasan Berekspresi
Meski berupaya menjauhkan diri dari insiden tersebut, rumah ibadah itu dituduh membantu menghasut pembunuhan.
Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin mengklaim bahwa pemimpinnya telah mempromosikan "pesan yang mengatakan bahwa guru harus diintimidasi".
Darmanin juga menyerukan agar Masjid Agung Pantin ditutup dengan alasan bahwa telah menyebarkan pesan "kebencian."
Darmanin telah berjanji untuk menindak kelompok Muslim "musuh" dan ekstremisme online.
Pria yang membuat video itu kemudian ditangkap bersama beberapa orang lainnya, termasuk kerabat tersangka.
Baca juga: Mendagri Perancis: Sebelum Dipenggal, Orangtua Murid Jelas Luncurkan Fatwa terhadap Samuel Paty
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan