KOMPAS.com - Demonstrasi di Thailand semakin berani dalam mengkritik pemerintahan dan Raja Maha Vajiralongkorn.
Sejak kekuasaan absolut kerajaan berakhir pada tahun 1932, monarki Thailand dianggap oleh para aktivis pro-demokrasi terlalu dekat dengan tentara.
Kedekatan itu dianggap telah merusak demokrasi. Untuk itu, demonstrasi yang masih berlangsung sampai pekan ini, salah satunya ingin mengganti hukum lese majeste, yang melarang bentuk penghinaan atau kritik apapun terhadap raja.
Selain meminta Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, rakyat juga menginginkan agar Raja Maha Vajiralongkorn melepaskan kendali pribadi atas kekayaan istana senilai puluhan miliar dollar AS yang telah lama dia ambil alih.
Tak hanya dikenal menjadi raja paling kaya sedunia dengan sumber kekayaan dari Biro Properti Mahkota (CPB), Raja Maha Vajiralongkorn juga memiliki banyak hal-hal kontroversial yang melekat pada dirinya.
Apa sajakah itu? Melansir The Insider, mari kita simak dalam 5 Fakta Kontroversial Raja Thailand Maha Vajiralongkorn berikut ini.
Baca juga: Raja Terkaya di Dunia, Maha Vajiralongkorn, dari Mana Sumber Kekayaannya?
Raja Maha Vajiralongkorn dikabarkan lebih sering menghabiskan waktunya di Jerman. Dia diyakini memiliki sebuah rumah di Lake Starnberg, 40 km dari Grand Hotel Sonnenbichl.
Vajiralongkorn bahkan dilaporkan pernah tinggal di Grand Hotel Sonnenbichl dengan 20 selirnya selama wabah virus corona sementara sebagian besar hotel di Jerman ditutup karena aturan batasan.
Hotel tersebut menurut publikasi media Bild, menerima "izin khusus" dari otoritas lokal untuk tetap buka dan melayani Raja Maha Vajiralongkorn bersama rombongannya.
Baca juga: Setelah Dinobatkan, Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Ditandu ke Kuil Buddha
Vajiralongkorn punya reputasi sebagai lelaki yang 'suka kawin', dia telah menjadi ayah dari 7 anak yang lahir dari 3 istri.
Ibunya, Ratu Sirikit bahkan pernah menggambarkan putranya itu sebagai sosok yang mirip 'Don Juan' di awal 1980-an.
Menurut ibunya juga, Vajiralongkorn lebih suka menghabiskan akhir pekan ditemani para wanita cantik dibandingkan menjalankan tugas formal kerajaan.
Baca juga: Menteri Jerman Larang Raja Thailand Memerintah dari Negara Mereka
Penobatannya baru dilakukan 3 tahun pasca kematian sang ayah yang begitu dihormati karena Vajiralongkorn ingin negaranya meratapi ayahnya terlebih dahulu.
Maha Vajiralongkorn "menganggap tepat untuk memberikan jangka waktu bagi orang-orang untuk memberikan penghormatan kepada mendiang Raja," seperti dikatakan Majelis Legislatif Nasional Thailand dalam pengumuman Oktober 2016.
Penobatan itu dilakukan pada Mei 2019, dan berlangsung sangat meriah, sangat spektakuler. Sekitar 1.300 orang dan gajah melakukan pawai di dekat Grand Palace Thailand selama 6,5 jam menurut South China Morning Post.
Baca juga: Mulai Berani Pertanyakan Raja Thailand, Anak Muda Ini Jadi Sorotan