Kedua anak itu pun mau memakan kacang hasil panen dari ladang dan bertahan hidup berbulan-bulan hanya dengan mengonsumsi kacang sampai akhirnya mereka bisa mengonsumsi roti.
Tak lama setelah keduanya beradaptasi soal makanan, anak yang laki-laki jatuh sakit dan meninggal dunia.
Sementara anak perempuan masih dalam keadaan sehat dan akhirnya, tanpa diketahui apa penyebabnya, kulit anak perempuan itu berubah menjadi warna kulit manusia pada umumnya.
Gadis kecil itu kemudian diajari cara berbicara dalam bahasa Inggris dan menikah dengan seorang pria dari King's Lynn, Norfolk.
Beberapa catatan literatur menyebut gadis itu memiliki nama 'Agnes Barre' dan pria yang menikahinya adalah seorang duta besar Henry II meski catatan ini belum dibuktikan keabsahannya.
Setelah Agnes mampu berbahasa Inggris dengan baik, dia pun mulai menceritakan tentang asalnya, tentang bagaimana dan seperti apa tempat kelahirannya.
Baca juga: Kisah Misteri: Peter Stumpp, Manusia Serigala dari Bedburg
Agnes yang sudah tampak seperti warga Woolpit pada umumnya menceritakan tentang tanah kelahiran dan asal-usulnya, sebuah kota bernama Saint Martin.
Kota itu berada di dunia bawah tanah, tidak ada matahari yang bersinar terik seperti di Woolpit, hanya ada cahaya senja abadi dengan semua kulit penghuninya berwarna hijau.
Gadis kecil yang sudah menjelma wanita dewasa itu menuturkan bahwa dia dan saudara laki-lakinya sedang menjaga kawanan ternak milik ayah mereka dan mereka tiba di sebuah goa.
Mereka memasuki goa itu, berjalan melewati kegelapan untuk waktu yang lama sampai akhirnya mereka berhasil keluar dan melihat sinar mentari yang terang benderang dan mengejutkan mereka.
Saat itulah, mereka ditemukan oleh seorang petani di ladang.
Baca juga: Kisah Misteri: Kematian Ganjil 9 Pendaki Dyatlov Pass
Selama berabad-abad, banyak teori telah mencoba mengungkap kebenaran sejati dari kisah aneh yang dituturkan Agnes dan berkembang menjadi folklor ini.
Tentang warna hijau mereka, beberapa kalangan mengatakan itu disebabkan oleh Anemia Hipokromik atau Klorosis (dari bahasa Yunani, Chloris yang berarti kuning kehijauan).
Kondisi itu disebabkan oleh pola makan yang sangat buruk sehingga memengaruhi warna sel darah merah dan menghasilkan warna kulit yang tampak hijau.
Fakta bahwa anak perempuan yang akhirnya memiliki warna kulit manusia pada umumnya setelah mengonsumsi makanan sehat menjadi bukti paling kuat dalam mendukung teori tersebut.
Baca juga: Kisah Misteri: Apakah 130 Anak di Hamelin Benar-benar Diculik Si Peniup Seruling?