Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Misteri: Anak-anak Hijau di Woolpit, Siapa dan dari Manakah Mereka?

KOMPAS.com - Suatu hari, dua anak kecil tampak duduk di pinggir ladang desa Woolpit, distrik Suffolk (East Anglian), Inggris. Dua anak itu terdiri dari anak laki-laki dan anak perempuan.

Sekilas, tampak tak ada yang aneh dari keduanya, sampai warga menyadari bahwa kedua anak itu memiliki warna kulit yang berbeda.

Kulit kedua anak kecil itu berwarna hijau. Ya, dua anak kecil dengan kulit berwarna hijau sedang duduk di tepi ladang. Ketika diajak berbicara, keduanya pun menggunakan bahasa yang tidak dimengerti warga setempat.

Kisah tentang dua anak berkulit hijau di desa Woolpit turun temurun menjadi folklor di Inggris.

Banyak orang memandang cerita itu sebagai kisah yang mempertemukan dunia imajiner atau dunia lain "di bawah bumi" dan bahkan makhluk luar angkasa.

Beberapa orang lainnya menganggap cerita itu benar-benar terjadi di masa lalu namun agak berubah dari peristiwa sejarah sebenarnya yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.

Namun, beberapa kalangan mencatat dua anak berkulit hijau itu benar-benar muncul di antara masa pemerintahan Raja Stephen dan Raja Henry II, salah satunya, sejarawan Inggris bernama William dari Newburgh yang mencatat kisah mereka dalam karya utamanya, History of English Affairs.

Seperti apa kisah anak-anak hijau yang ditemukan di desa Woolpit? Apa yang terjadi pada mereka kemudian? Bagaimana warga Woolpit bisa mengetahui asal-usul mereka?

Melansir Ancient Origins, Kisah Misteri: Anak-anak Hijau di Woolpit, Siapa dan dari Manakah Mereka? pada Kamis (15/10/2020) akan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selengkapnya, dapat Anda simak berikut ini.

Kisah Anak-anak hijau

Pada abad 12 Masehi, seorang anak laki-laki dan anak perempuan ditemukan oleh seorang petani yang sedang memanen hasil ladang. 

Dua anak itu duduk di pinggir parit yang dibuat petani sebagai jebakan untuk serigala di St Mary's of the Wolf Pits (Woolpit).

Kulit kedua anak itu berwarna hijau, pakaian mereka terbuat dari bahan yang tidak biasa, ucapan mereka pun tidak bisa dimengerti oleh petani mana pun di sana.

Kedua anak itu akhirnya dibawa ke rumah pemilik tanah desa Woolpit, Sir Richard de Caine di Wilkes.

Sir Richard pun menyuguhi roti untuk dua anak 'aneh' itu. Tapi, meski tampak kelaparan, keduanya enggan menyentuh makanan sedikit pun apalagi memakannya.

Akhirnya, karena kedua anak itu enggan memakan roti, penduduk desa membawakan mereka kacang yang baru saja dipanen.

Kedua anak itu pun mau memakan kacang hasil panen dari ladang dan bertahan hidup berbulan-bulan hanya dengan mengonsumsi kacang sampai akhirnya mereka bisa mengonsumsi roti.

Tak lama setelah keduanya beradaptasi soal makanan, anak yang laki-laki jatuh sakit dan meninggal dunia. 

Sementara anak perempuan masih dalam keadaan sehat dan akhirnya, tanpa diketahui apa penyebabnya, kulit anak perempuan itu berubah menjadi warna kulit manusia pada umumnya.

Gadis kecil itu kemudian diajari cara berbicara dalam bahasa Inggris dan menikah dengan seorang pria dari King's Lynn, Norfolk.

Beberapa catatan literatur menyebut gadis itu memiliki nama 'Agnes Barre' dan pria yang menikahinya adalah seorang duta besar Henry II meski catatan ini belum dibuktikan keabsahannya.

Setelah Agnes mampu berbahasa Inggris dengan baik, dia pun mulai menceritakan tentang asalnya, tentang bagaimana dan seperti apa tempat kelahirannya.

Dunia bawah tanah

Agnes yang sudah tampak seperti warga Woolpit pada umumnya menceritakan tentang tanah kelahiran dan asal-usulnya, sebuah kota bernama Saint Martin.

Kota itu berada di dunia bawah tanah, tidak ada matahari yang bersinar terik seperti di Woolpit, hanya ada cahaya senja abadi dengan semua kulit penghuninya berwarna hijau.

Gadis kecil yang sudah menjelma wanita dewasa itu menuturkan bahwa dia dan saudara laki-lakinya sedang menjaga kawanan ternak milik ayah mereka dan mereka tiba di sebuah goa.

Mereka memasuki goa itu, berjalan melewati kegelapan untuk waktu yang lama sampai akhirnya mereka berhasil keluar dan melihat sinar mentari yang terang benderang dan mengejutkan mereka.

Saat itulah, mereka ditemukan oleh seorang petani di ladang.

Klorosis

Selama berabad-abad, banyak teori telah mencoba mengungkap kebenaran sejati dari kisah aneh yang dituturkan Agnes dan berkembang menjadi folklor ini.

Tentang warna hijau mereka, beberapa kalangan mengatakan itu disebabkan oleh Anemia Hipokromik atau Klorosis (dari bahasa Yunani, Chloris yang berarti kuning kehijauan).

Kondisi itu disebabkan oleh pola makan yang sangat buruk sehingga memengaruhi warna sel darah merah dan menghasilkan warna kulit yang tampak hijau.

Fakta bahwa anak perempuan yang akhirnya memiliki warna kulit manusia pada umumnya setelah mengonsumsi makanan sehat menjadi bukti paling kuat dalam mendukung teori tersebut.

Imigran

Menurut catatan literatur, pada abad ke-12, banyak imigran dari Flemish tiba di Woolpit di bawah pemerintahan Raja Henry II. Jadi, dua anak berkulit hijau itu dianggap anak-anak yatim piatu dari Flemish.

Alasannya, dalam sebuah studi sejarah yang ditulis Paul Harris pada tahun 1998, Fornham St. Martin adalah tempat yang sebenarnya ada di dekat Woolpit, dipisahkan oleh sungai bernama Lark.

Pada tahun 1173, banyak imigran yang terbunuh di dekat Bury St. Edmunds, di bawah penganiayaan pemerintahan Raja Henry II.

Dan jika kedua anak itu berusaha melarikan diri dari penganiayaan tersebut, mereka diperkirakan berlindung ke hutan terdekat, Hutan Thetford yang suasana temaramnya tampak seperti senja 'abadi' bagi anak-anak yang ketakutan.

Kedua anak itu bahkan juga diperkirakan telah memasuki salah satu jalur tambang bawah tanah di wilayah tersebut yang pada akhirnya membawa mereka ke desa Woolpit.

Lalu bagaimana soal pakaian dan bahasa mereka? Pakaian dan bahasa (logat) dari daerah Flemish memang terdengar aneh di telinga orang-orang Woolpit. Jadi, apa lagi?

Biarkan kisah misteri tetap menjadi misteri

Sebuah karya berjudul The Anatomy of Melancholy pada tahun 1621 yang ditulis oleh Robert Burton lebih memilih versi cerita yang 'melankolis' tentang anak-anak berkulit hijau.

Dua anak itu diceritakan jatuh dari surga, membuat banyak orang berspekulasi bahwa anak-anak itu mungkin makhluk luar angkasa.

Pada tahun 1996, Majalah Analog menceritakan hipotesis astronom bernama Duncan Lunan yang memperkirakan anak-anak itu tidak sengaja jatuh ke Woolpit dari planet asalnya yang mungkin terperangkap dalam orbit sinkron yang mengelilingi matahari, membuat suasana kehidupan anak-anak itu hanya berada di 'zona senja abadi'.

Kisah misteri tentang asal-usul anak-anak hijau ini telah bertahan selama lebih dari 8 abad sejak cerita pertama ditulis.

Meskipun fakta sesungguhnya dari cerita itu tidak pernah diketahui bahkan sampai hari ini, kisah dua anak berkulit hijau di Woolpit telah memberikan inspirasi bagi banyak karya sastra di seluruh dunia.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/15/195628570/kisah-misteri-anak-anak-hijau-di-woolpit-siapa-dan-dari-manakah-mereka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke