Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Palestina, Apakah Arab Saudi Akan Berdamai dengan Israel?

Kompas.com - 10/10/2020, 18:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

RIYADH, KOMPAS.com - Apakah Arab Saudi dan Israel akan berdamai? Apakah para penguasa Arab Saudi, yang secara historis mengkritik keras Israel atas perlakuannya terhadap Palestina, kini "memeluk" negara yang disebut oleh media Arab sebagai "entitas Zionis"?

Pertanyaan itu yang menyelimuti pikiran banyak orang di Timur Tengah saat ini dan berkembang pesat di media sosial, seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Sabtu (10/10/2020). 

Tanda-tanda terciptanya perdamaian mulai ditunjukkan perlahan, seperti dalam sebuah wawancara TV Al-Arabiya dengan mantan kepala intelijen Saudi dan duta besar lama untuk Washington, Pangeran Bandar Bin Sultan al-Saud.

Pangeran Bandar mengecam para pemimpin Palestina karena mereka mengkritik langkah perdamaian antara Israel oleh negara-negara Teluk Arab baru-baru ini.

Para pemimpin Palestina menggambarkan normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain dengan Israel sebagai bentuk "pengkhianatan" dan "tikaman di belakang".

"Tingkat wacana yang rendah ini bukanlah yang kami harapkan dari para pejabat (Palestina) yang berusaha mendapatkan dukungan global untuk perjuangan mereka," kata Pangeran Bandar.

Baca juga: Otoritas Arab Saudi sudah Buka secara Terbatas Kegiatan Umrah dalam 3 Tahap

"Pelanggaran mereka (para pemimpin Palestina) terhadap kepemimpinan negara-negara Teluk dengan wacana tercela ini sepenuhnya tidak dapat diterima," tambahnya.

Pangeran Bandar, yang menghabiskan waktu 22 tahun sebagai duta besar Saudi untuk Washington dan sangat dekat dengan mantan Presiden AS George W Bush, hingga mendapat julukan "Bandar Bin Bush", berbicara tentang "kegagalan bersejarah" kepemimpinan Palestina dalam menciptakan perdamaian.

Meski pun, dia menyebut perjuangan Palestina "adil", Pangeran Bandar menyalahkan Israel dan kepemimpinan Palestina karena gagal mencapai kesepakatan damai setelah bertahun-tahun.

Pangeran Bandar mengatakan, bagaimana mungkin kesepakatan damai di Palestina tercipta, jika antarpemimpin sendiri terpecah, yaitu antara otoritas Palestina yang memerintah di Tepi Barat dan gerakan Islam Palestina Hamas yang memegang kekuasaan di Gaza.

Kata-kata yang diungkapkan Pangeran Bandar ini tidak akan disiarkan di televisi milik Arab Saudi tanpa persetujuan sebelumnya dari Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, menurut seorang pejabat Arab Saudi yang dekat dengan keluarga penguasa.

Memilih Pangeran Bandar, kata seorang diplomat veteran dan tokoh lama kerajaan Arab Saudi, adalah sebuah tanda jelas bahwa kepemimpinan Arab Saudi sedang mempersiapkan penduduknya untuk mendukung kesepakatan damai dengan Israel.

Baca juga: Gerebek Persembunyian Teroris, Arab Saudi Tuduh Iran Pelatihnya

Kecurigaan historis

Gerakan pemerintah Arab Saudi terlihat lebih cepat dalam menciptakan pemulihan hubungan dengan Israel melalui pernyataan Pangeran Bandar serta dukungan diam-diam terhadap normalisasi UEA dan Bahrain dengan Israel, daripada dukungan sebagian besar penduduknya.

Selama bertahun-tahun, terutama di pedesaan yang terpencil, di sudut-sudut kerajaan yang terisolasi, orang-orang Arab Saudi telah terbiasa memandang tidak hanya Israel sebagai musuh, tetapi juga semua orang Yahudi.

"Saya ingat di salah satu desa pegunungan di provinsi Asir, seorang Saudi mengatakan kepada saya dengan sangat serius bahwa "pada suatu hari dalam setahun orang Yahudi meminum darah bayi," kata seorang diplomat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com