SEOUL, KOMPAS.com - Band pop Korea Selatan BTS baru-baru ini duduk di puncak tangga lagu Billboard Hot 100 dengan lagu berbahasa inggris mereka, Dynamite.
Grup lain, BlackPink, juga mencetak rekor bulan lalu dengan 300 juta streaming di Spotify dengan lagu hits 2018 mereka Ddu-du Ddu-du.
Di ranah lain, film besutan sutradara Bong Joon-ho berjudul Parasite mengejutkan dunia sebagai film berbahasa asing pertama yang memenangkan Piala Oscar untuk film terbaik.
Baca juga: Nongshim Rilis Mi Instan Cup Rasa Chapaguri ala Film Parasite
Sekarang, pemerintah Korea Selatan ingin memanfaatkan popularitas Korean Wave untuk mempromosikan bahasa dan budaya bangsa mereka. Meningkatkan penggunaan bahasa Korea bisa menjadi pintu gerbang bagi perkembangan bisnis, ekonomi, dan prestise nasional.
Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan mengumumkan pada bulan September bahwa mereka akan mengeluarkan dana sebesar Rp 1,1 triliun untuk mempromosikan alfabet Korea atau “hangul”. Angka ini naik Rp 300 miliar dibandingkan dana sebelumnya.
Dana ini akan digunakan untuk meningkatkan penyebaran dan pendidikan bahasa Korea di luar negeri.
Kementerian Kebudayaan Seoul berharap, mempelajari bahasa ini akan membuat lebih banyak orang tertarik pada sejarah, seni, musik, kuliner Korea, dan aspek lain dari budaya negara ginseng tersebut.
Baca juga: Pemerintah Korsel Pastikan Member BTS Tetap Harus Jalani Wamil
Pihak pemerintah Korea menggunakan ekspor khas mereka yakni “hallyu” atau budaya pop Korea sebagai bentuk promosi.
“Orang-orang di tempat lain seringkali mengetahui tentang Korea terlebih dahulu melalui musik, drama televisi atau film kami."
"Jadi sangat masuk akal untuk membangun minat itu dan menggunakannya untuk menyebarkan berita,” ucap Song Young-chae, seorang profesor di Pusat Kreasi dan Kolaborasi Global Universitas Sangmyung, Seoul, kepada DW.
“Jika Anda kembali ke 30 atau 40 tahun lalu, maka hanya sedikit orang yang tahu tentang Korea dan budayanya. Bahkan tidak banyak yang tahu di belahan dunia mana semenanjung Korea berada,” katanya.
“Segalanya sudah pasti berbeda sekarang. Tapi apa pun yang bisa dilakukan untuk membuat dunia tahu lebih banyak tentang Korea pastilah hal yang baik.”
Baca juga: 6 Drama Korea Seru di Viu, Bisa Jadi Teman Berakhir Pekan
Selain membantu orang untuk lebih memahami tentang Korea zaman sekarang, pendidikan semacam ini dapat digunakan untuk mempromosikan koneksi bisnis.
Song juga menambahkan beberapa manfaat lain dari popularitas budaya Korea ini yang mampu mengubah beberapa persepsi tentang Korea.
“Jika Anda melihat koran atau menonton berita televisi, maka sebagian besar liputan di sana akan bercerita tentang Korea Utara, tentang Kim Jong Un, pembelot negara ataupun senjata nuklir dan rudal."