SANAA, KOMPAS.com - Kelompok pemberontak Yaman, Houthi, memamerkan uang, makanan, dan sumbangan lainnya dalam perayaan 2.000 hari melawan koalisi pimpinan Arab Saudi.
Koalisi negara Arab itu terjun ke perang Yaman pada 2015, untuk mendukung Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang diakui oleh internasional.
Baca juga: Pesawat Nirawak Bermuatan Bom Berhasil Dicegat, Arab Saudi Tuding Pemberontak Houthi Pelakunya
Presiden Mansour Hadi saat itu terpaksa mengungsi dari ibu kota Sanaa setelah kelompok Houthi menguasainya pada akhir 2014 silam.
Dalam perayaan itu, mereka memamerkan berbagai bentuk sumbangan dari suku setempat di Lapangan Al-Sabeen yang berlokasi di ibu kota.
Padahal berdasarkan laporan PBB, Yaman mengalami krisis kemanusiaan dan berada di ujung bencana kelaparan akibat konflik selama lima tahun.
Di tengah lapangan, milisi memamerkan mata uang riyal, dengan ada yang ditumpuk mmebentuk piramida dan juga angka 2.000.
Lembaran uang lainnya ditumpuk hingga membentuk 21 September, atau ketika hari di mana para pemberontak menguasai ibu kota Sanaa.
Pada 2017, mereka pernah merayakan 1.000 hari melawan koalisi yang digalang Arab Saudi tersebut dengan berpawai keliling ibu kota.
Sejak saat itu seperti dilaporkan AFP Kamis (24/9/2020), upaya politik untuk mencari solusi atas konflik itu mengalami kebuntuan.
Puluhan ribu orang, kebanyakan warga sipil, tewas dalam pertempuran antara tentara pemerintah dengan milisi yang didukung Iran itu.
Sementara mayoritas warga lainnya bergantung pada bantuan pangan agar bertahan hidup, dengan PBB menyebutnya krisis kemanusiaan terbesar.
Baca juga: Gencatan Senjata Arab-Houthi: Antara Keraguan dan Harapan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.