Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Jutaan Orang Kelaparan di Dunia, Program Pangan Dunia Raih Hadiah Nobel Perdamaian 2020

Kompas.com - 09/10/2020, 19:02 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

ROMA, KOMPAS.com - Program Pangan Dunia atau World Food Program dari Perserikatan Bangsa-Bangsa meraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini, menurut laporan Associated Press (AP), Jumat (9/10/2020).

Program Pangan Dunia PBB (WFP) mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian atas perjuangan mereka melawan kelaparan dan kerawanan pangan di wilayah-wilayah konflik serta kesulitan di seluruh dunia.

Organisasi yang berbasis di Roma itu menyediakan bantuan kepada hampir 100 juta orang di 88 negara di seluruh dunia tahun lalu.

Ketua Komite Nobel Norwegia mengumumkan penghargaan bergengsi itu di Oslo, "Dengan penghargaan tahun ini, (komite) ingin mengalihkan pandangan dunia kepada jutaan orang yang menderita atau menghadapi ancaman kelaparan."

Baca juga: World Food Programme Raih Penghargaan Nobel Perdamaian 2020

Dalam foto file 6 November 2017 ini, logo Program Pangan Dunia PBB di kantor pusat agensi di New York. AP/Robert Bumstead Dalam foto file 6 November 2017 ini, logo Program Pangan Dunia PBB di kantor pusat agensi di New York.

"Program Pangan Dunia memainkan peran kunci dalam kerja sama multilateral dan menjadikan ketahanan pangan sebagai instrumen perdamaian."

Organisasi yang dikenal sebagai WFP itu, telah lama dipimpin oleh orang Amerika, dan pada tahun 2017 Presiden AS Donald Trump menominasikan mantan gubernur Republik Carolina Selatan, David Beasley, untuk mengisi jabatan tersebut.

“Saya pikir ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya, saya tak bisa berkata-kata," kata Beasley kepada AP melalui telepon dari Niger. "Saya sangat syok dan terkejut."

Beasley mengaku mengetahui tentang penghargaan tersebut dari seorang media officer WFP yang baru saja diinformasikan oleh AP.

Baca juga: World Food Program Awarded Nobel Peace Prize

"Berbicara tentang titik waktu paling menarik dalam hidup Anda, tentu adalah Hadiah Nobel Perdamaian dan itu semua berkat keluarga WFP," ujar Beasley.

"Mereka berada di luar sana di tempat yang paling sulit dan kompleks di dunia, di mana terdapat perang, konflik, iklim yang ekstrem... Mereka pantas mendapatkan penghargaan ini. Dan wow. Wow. Wow. Wow."

Staf WFP di Niger menyambut Beasley dengan sorak-sorai dan tepuk tangan saat dia keluar dari sebuah gedung untuk berpidato di depan kerumunan setelah pengumuman pemenang.

"Dua hal," kata Beasley kepada mereka. "Saya tidak percaya saya berada di Niger ketika kami mendapatkan penghargaan, dan yang kedua, saya tidak memenangkannya, Anda yang memenangkannya.”

Komite Nobel mengatakan bahwa masalah kelaparan kembali menjadi lebih akut dalam beberapa tahun terakhir, paling tidak karena pandemi virus corona yang telah menambah kesulitan yang telah dihadapi oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Baca juga: Presiden Trump Merasa Layak Mendapatkan Nobel Perdamaian

"Pada 2019, 135 juta orang menderita kelaparan akut, jumlah tertinggi dalam beberapa tahun," katanya.

“Sebagian besar peningkatan disebabkan oleh perang dan konflik bersenjata. Pandemi virus corona telah berkontribusi pada peningkatan tajam jumlah korban kelaparan di dunia. ”

Komite Nobel meminta pemerintah untuk memastikan bahwa WFP dan organisasi bantuan lainnya menerima dukungan keuangan yang diperlukan untuk memberi makan jutaan orang di negara-negara seperti Yaman, Kongo, Nigeria, Sudan Selatan dan Burkina Faso.

WFP secara konsisten menyalahkan perubahan iklim karena memicu kelaparan dan merusak tanaman.

Beasley memperingatkan Dewan Keamanan PBB pada bulan April bahwa dunia "di ambang pandemi kelaparan" yang dapat menyebabkan "beberapa kelaparan jangka panjang" dalam beberapa bulan jika tindakan tidak segera diambil.

Baca juga: Hadiah Nobel Perdamaian 2020, Ini Prediksi Nama Calon Pemenangnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com