Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

World Food Programme Raih Penghargaan Nobel Perdamaian 2020

Kompas.com - 09/10/2020, 16:57 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penghargaan Nobel 2020 di bidang perdamaian dianugerahkan kepada Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP). 

Pengumuman penghargaan dilakukan pada Jumat (9/10/2020).

Dikutip dari laman resmi Nobel, Komite Nobel Norwegia memutuskan untuk memberikan Penghargaan Nobel Perdamaian WFP atas upayanya untuk memerangi kelaparan, juga kontribusinya untuk memperbaiki kondisi perdamaian di daerah yang terkena konflik.

Baca juga: Mengenal Penghargaan Bergengsi Edward Warner yang Diberikan kepada Habibie

Baca juga: Perjalanan Ciputra dari Warisan Karya, Megaproyek, hingga Penghargaan Bergengsi

Selain itu, pandemi virus corona penyebab Covid-19 telah berkontribusi pada lonjakan jumlah korban kelaparan di dunia.

Di negara-negara seperti Yaman, Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Sudan Selatan, dan Burkina Faso, kombinasi konflik kekerasan dan pandemi telah menyebabkan peningkatan dramatis jumlah orang yang hidup di ambang kelaparan.

Komite Nobel Norwegia menilai, dalam menghadapi pandemi, WFP telah menunjukkan kemampuan yang mengesankan.

WFP sendiri menyatakan, selama belum ada vaksin untuk menangkal virus, makanan adalah vaksin terbaik untuk melawan kekacauan.

Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...

Baca juga: Azerbaijan Vs Armenia, Siapa Mendukung Siapa?

Pangan dan perang

WFP adalah organisasi non-profit yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Organisasi tersebut telah berdiri sejak 1961 lalu.

Pada 2019, WFP memberikan bantuan kepada hampir 100 juta orang di 88 negara yang menjadi korban rawan pangan dan kelaparan akut.

Sebelumnya, pada 2015, pemberantasan kelaparan diadopsi sebagai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan PBB.

Baca juga: PBB: Sebagian Besar Negara Gagal Melindungi Perempuan Selama Pandemi Corona

 

WFP adalah instrumen utama PBB untuk mewujudkan tujuan ini.

Komite Nobel Norwegia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, situasi kecukupan pangan di dunia semakin memburuk.

Pada 2019, 135 juta orang menderita kelaparan akut, jumlah tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar peningkatan tersebut disebabkan oleh perang dan konflik bersenjata.

Baca juga: PBB Sebut 463 Juta Anak di Dunia Tak Bisa Akses Pendidikan Daring

Kondisi tersebut makin diperparah dengan kemunculan virus corona SARS-CoV-2, yang menyebabkan pandemi global Covid-19.

Di sisi lain, Komite Nobel Norwegia menyebut, kelaparan dan konflik bersenjata telah menciptakan lingkaran setan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com