Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cinta Bersemi Saat Jerman Bersatu

Kompas.com - 03/10/2020, 05:46 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Tetapi di sekitar kami, dunia terus berubah. Tidak jauh dari tempat kami tinggal, partai neo-Nazi di Berlin Timur yakni Nationale Alternative mulai menguasai beberapa gedung apartemen.

Saya terkejut dengan keberadaan rumah bercat coklat di Jalan Weitling, coklat adalah warna kediktatoran Nazi, Adolf Hitler.

Hanya beberapa meter dari sana, para mahasiswa dari Berlin Barat menduduki gedung di Jalan Mainzer.

Jerman Barat dan Timur baru saja bersatu selama beberapa minggu, namun di bulan November 1990, kedua gedung tersebut berhasil dikosongkan oleh polisi dalam apa yang dikenal sebagai penggerebekan paling spektakuler setelah masa perang di Jerman.

Kami terbangun oleh suara mobil berlapis baja milik polisi. Tetangga kami, seorang perempuan tua berdiri di lorong dengan hanya mengenakan pakaian tidur, dan berkata “kita sedang perang.”

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misi Pengiriman Makanan dan Sebab Berdirinya Tembok Berlin

Peristiwa-peristiwa memalukan

Dulu, banyak truk dengan plat nomer Belanda melintasi daerah kami pada sore hari. Truk-truk itu mengangkut berbagai perabot kayu dan gagang pintu antik dari gedung-gedung tua.

Barang-barang ini kemudian bisa ditemukan di pasar loak di Amsterdam atau Belgia dan dijual mahal. Rasanya, seolah-olah semua orang melihat Jerman Timur sebagai sesuatu yang bisa dijarah, dan itu membuat orang-orang Jerman Timur kehabisan kata-kata.

Pada musim panas tahun 1990, suami mengajak saya berjalan-jalan ke danau favoritnya. Pagi itu, kami mengendarai sebuah mobil kecil dengan plat nomor dari sebuah kota kecil di Jerman Barat.

Siang harinya, ketika mau pulang, ada mobil BMW dengan plat nomor dari München memblokir jalan kami.

Setelah menunggu, beberapa jam kemudian muncul sepasang muda mudi. Ketika kami mengeluhkan kelakuan mereka yang menutupi jalan mobil kami, si laki-laki membentak.

Menurutnya, danau itu sudah cukup lama dimiliki Jerman Timur, mereka ingin mengambilnya kembali. Mendengar itu saya rasanya hampir menangis.

Orang tua suami saya juga mengalami hal-hal tak terduga. Orang-orang muncul begitu saja tanpa diundang ke rumah musim panas mereka dan mengukur properti itu.

Ada juga tuduhan tanpa bukti dari universitas tentang hubungan mereka dengan Stasi. Ini dilakukan dengan dugaan untuk mengakhiri karir mereka di bidang keilmuan dan memberikan posisi itu bagi personil yang tidak kompeten dari Barat.

Bahkan beberapa kenalan mereka yang merupakan pendukung paling setia Jerman Timur tiba-tiba berubah menjadi pendukung reunifikasi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presiden Ronald Reagan Tantang Soviet Hancurkan Tembok Berlin

Prasangka di mana-mana

Di tempat yang saat itu masih merupakan bagian Berlin Barat, saya bisa dengan cepat menemukan pekerjaan.

Kabar bahwa saya beralamat di Berlin Timur dengan cepat tersebar luas. Ada juga kabar bahwa saya harus melewati pos pemeriksaan tiap pagi dan sore.

Suatu hari, seorang kolega memberikan pujian dengan nada yang meledek, ia mengatakan “Anda menulis cerita yang cukup bagus, untuk seseorang yang berasal dari Jerman Timur.”

Ketika saya bertanya mengapa ia mengira daya berasal dari Timur, ia mengatakan dengan yakin “bila langsung dikenali dari celana jeans dan kemeja denim Anda.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com