Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Desak China Mundur: Kembali ke Standar Internasional yang Beradab

Kompas.com - 23/09/2020, 07:10 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan menuntut China agar "mundur" dan menuduhnya mengancam perdamaian.

Pernyataan itu dikeluarkan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu pada Selasa (22/9/2020) setelah seorang pejabat Beijing menolak perbatasan laut yang dihormati antara Taiwan dan China.

Wu mendesak Beijing untuk "kembali ke standar internasional yang beradab" setelah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan tidak ada yang disebut garis tengah di Selat Taiwan.

Dia menyebut garis tengah Selat Taiwan tidak ada karena menganggap Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China sebagaimana dilansir dari AFP.

Baca juga: Berhasil Usir Jet Tempur China, Presiden Taiwan Sebut Pilotnya Heroik

Wu mengatakan, garis tengah tersebut telah menjadi simbol untuk mencegah konflik militer dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan selama bertahun-tahun.

“Komentar Kementerian Luar Negeri China setara dengan menghancurkan status quo,” kata Wu kepada wartawan.

"Saya menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk PKC (Partai Komunis China) karena kata-kata dan perbuatannya yang berbahaya dan provokatif yang mengancam perdamaian ... China harus mundur," tambah Wu melalui akun Twitter-nya.

China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Dan jika diperlukan, Beijing mengatakan akan menggunakan kekerasan.

Baca juga: Jet Tempur China Terus Berseliweran, Taiwan Keluarkan Senjata Perang

Namun Taiwan berkeras menyatakan diri sebagai negara merdeka dan telah memiliki pemerintahan sendiri selama lebih dari tujuh dekade.

Beijing telah meningkatkan tekanan di pulau itu sejak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memenangi pemilihan umum pada 2016, yang menolak pandangan bahwa Taiwan adalah bagian dari "Satu China".

Tahun lalu, Taiwan menuduh China melanggar perjanjian tidak resmi yang telah lama dipegang setelah jet tempurnya melintasi garis tengah Selat Taiwan.

Baca juga: Media China Ancam Presiden Taiwan Bakal Dimusnahkan

Aksi China tersebut merupakan pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir.

Peningkatan jangkauan Washington ke Taiwan di bawah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga semakin memicu kemrukaan lain Beijing.

Campur tangan AS terhadap Taiwan tersebut terjadi ketika Negeri “Uncle Sam” dan Negeri “Panda” bentrok dalam berbagai masalah.

Pekan lalu, jet tempur dan pesawat pengebom China telah melanggar zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan sebanyak dua kali.

Baca juga: Intensitas Ancaman China Meninggi, Taiwan Nyatakan Berhak Membalas

Pelanggaran ADIZ tersebut terjadi ketika seorang diplomat senior AS sedang berkunjung ke Taiwan yang memicu kemarahan di Beijing.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya meluncurkan pesawat tempur lagi pada Selasa setelah dua pesawat anti-kapal selam Y-8 China memasuki ADIZ di barat daya Taiwan.

Aksi tersebut merupakan aksi kelima China terhadap Taiwan dalan enam hari terakhir.

Baca juga: Presiden Taiwan Kecam China: Eksistensi Beijing akan Membawa Ancaman

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com